Jurnalisme warga
Sofifi, Gambaran Sepi Ibu Kota Provinsi
Apakah ibu kota Provinsi Maluku Utara? Adalah keliru jika Anda menjawab Ternate. Ternate memang kota ‘terbesar’ di Maluku Utara
Kata warga, pada hari-hari biasa pukul 9 malam semua aktivitas warga berhenti total. Hal lain yang sempat luput dari pengamatan saya adalah ketiadaan plang nama jalan. Sebagaimana tidak adanya tiang lampu merah, sepanjang jalan ujung ke ujung tidak ada plang jalan, bahkan di jalan utama.
Papan petunjuk arah hanya ada di beberapa lokasi. Jika ingin mengetahui nama jalan yang dilalui silakan melihat Google Map, nama jalan-jalan utama tercantum di sana.
Lampu-lampu taman yang artistik mengantung di sepanjang jalan utama. Karena tanaman penghijauan masih sedang bertumbuh, keberadaan lampu jalan tersebut sangat mencolok dan mencuri perhatian. Ia menjadi hiasan yang memanjakan mata sejauh pandangan, sepanjang jalan.
Hal menarik lainnya adalah trotoarnya yang ramah pejalan kaki. Dibuat begitu lebar. Seperti memiliki dua lajur tak kasatmata, satu lajur ditanami tanaman peneduh, sebelahnya lagi untuk pejalan kaki melenggang.
Setiap beberapa meter terdapat bangku beton dan tong sampah kembar. Trotoar itu sangat cocok dipergunakan untuk olahraga jogging, juga bersantai pada sore hari.
Masjid Raya Shaful Khairaat berdiri megah di bundaran alun-alun Kota Sofifi. Desain eksterior mesjid menampilkan ‘salawaku’, yaitu perisai tradisional orang Maluku Utara yang digunakan untuk mengusir penjajah pada perang kemerdekaan. Pada bagian muka masjid terpampang kaligrafi Allah dan Muhammad pada sisi kanan dan kiri. Masjid yang didominasi warna kekuningan itu memiliki empat menara yang menjulang tinggi. Shalat Jumat perdana digelar pada 15 Oktober 2021, dan pada Sabtu malam, 16 Oktober, pembukaan STQN berlangsung di sana.
Fasilitas publik di Sofifi masih belum memadai. Terdapat satu rumah sakit tipe D yang dulunya merupakan puskesmas. Kapasitas dan layanannya masih sangat terbatas. Hotel dan penginapan juga dapat dihitung dengan jari. SPBU hanya ada satu di seluruh Sofifi. Fasilitas pendidikan juga belum mencukupi. Mustahil berharap ada pusat perbelanjaan dan wahana rekreasi.
Keterbatasan fasilitas dan infrastruktur itu menyebabkan sebagian besar pegawai memilih tetap tinggal di Ternate dan Tidore, meski harus pulang pergi menyeberang laut setiap pagi dan petang.
Semoga Sofifi segera menjadi ibu kota provinsi yang selayaknya. Berkembang pesat dari segala sisi dan tidak lagi sepi.