Berita Bener Meriah

BKSDA Giring Gajah Liar Keluar dari Permukiman Warga di Bener Meriah, BPBD Data Kerusakan Rumah

“Tim kita di lapangan sedang melakukan penggiringan gajah liar dan sekarang sudah mulai menjauh dari permukiman warga,” kata Kepala BKSDA Aceh.

Penulis: Budi Fatria | Editor: Saifullah
FOR SERAMBINEWS.COM
Suasana warga yang mengungsi di Dusun 40/Ali-Ali, Kampung Negeri Antara, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Bener Meriah, Senin (29/11/2021) malam. 

Laporan Budi Fatria | Bener Meriah

SERAMBINEWS.COM, REDELONG - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh melalui tim Conservation Response Unit (CRU) DAS Peusangan terus melakukan penggiringan gajah liar agar keluar dari permukiman warga di Kampung Negeri Antara, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah.

“Tim kita di lapangan sedang melakukan penggiringan gajah liar dan sekarang sudah mulai menjauh dari permukiman warga,” kata Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto yang dikonfirmasi Serambinews.com, Selasa (30/11/2021).

Menurutnya, kawanan gajah liar ini bisa masuk ke permukiman warga karena ada power pacing (kawat kejut) sepanjang 200 meter, dirusak oleh oknum tidak bertanggung jawab.

“Memang, dalam satu minggu ini, tim kita sedang melakukan perbaikan power pacing yang rusak, karena kondisi hujan sehingga tidak optimal pengerjaannya,” ungkap Agus.

Lanjutnya, ada sepanjang 18 kilometer (Km) power pacing telah dipasang di kawasan Pintu Rime Gayo guna mengantisipasi konflik gajah liar.

Agus menambahkan, selain penggiringan, pihaknya juga terus melakukan pengawasan dan memonitor pergerakan gajah untuk mengantisipasi supaya tidak lagi masuk ke permukiman warga.

Baca juga: Cara Halau Gajah Liar Masuk ke Kebun, Ternyata Warga Harus Tanam Tanaman Jenis Ini

Jadi, sebut Agus, pada prinsipnya BKSDA melakukan penanganan gajah liar ini secara bersama-sama dengan pemerintah daerah,TNI/Polri, serta masyarakat.

“Pemerintah daerah menangani dampak dari konflik itu, dan tim kita mengoptimalkan bagaimana bisa menimalisir konflik gajah yang terjadi di Bener Meriah,” ucapnya.

Dirinya juga menjelaskan terkait kerusakan rumah warga akibat konflik gajah di Bener Meriah itu, bukan terjadi dalam satu malam.

“Kerusakan dampak yang terjadi dari konflik gajah liar tersebut tidak satu malam, data rumah yang rusak itu berdasarkan akumulasi. Kan ada rumah kebun, memang ada beberapa rumah tinggal, ini masih didata oleh pemerintah daerah,” jelasnya.

Sementara itu, Kalak BPBD Bener Meriah, Safriadi, melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Anwar Sahdi secara terpisah menambahkan, untuk saat ini, jumlah rumah yang rusak akibat konflik gajah liar di dua desa itu berjumlah 25 unit.

Menurutnya, rumah yang rusak berada di Kampung Negeri Antara sebanyak 23 unit, dan di Kampung Blang Rakal ada 2 unit.

Baca juga: Halau Gajah Liar dari Permukiman Penduduk, Disnakermobduk dan BKSDA Pasang Kawat Kejut di Tangse 

“Memang data sebelumnya jumlah rumah yang rusak sebanyak 18 unit, kini sudah bertambah 7 unit lagi sehingga menjadi 25,” ujarnya.

“Terkait data rumah yang rusak tersebut, kata Sahdi, memang belum dilakukan verifikasi karena masih ada kawanan gajah liar

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved