Jurnalisme warga
Belajar Merangkai Kata dan Mencerap Motivasi Menulis
Hai sahabat, pecinta literasi di rubrik Jurnalisme Warga Serambi Indonesia. Kali ini saya mereportase kegiatan literasi

Saya ingin seperti dia, ada karya tulis.

Akhirnya, optimis mendalami ilmu menulis dan kalimat yang kerap menganga adalah semua orang bisa membaca dan tidak semua orang bisa menulis.
Meski sudah menekuni, saya sulit membedakan tema dan judul. Lambat laun, pemahaman semakin mantap, sehingga membuahkan hasil perdana, judulnya Cara Santri Nurul Fikri Memuliakan Guru.
Tulisan ini sesuai keadaan saat berlangsung momen Hari Guru di sekolah. Lebih kurang, dua minggu rampung ditulis, itu merupakan waktu yang sangat lama untuk tulisan yang hanya seribu kata.

Seorang penulis pemula wajib pantang menyerah, karena banyak tantangan yang harus dilewati
Seperti kesulitan menemukan ide dan pembuangan kata bahkan kalimat saat proses pengeditan.
Sebenarnya, semua yang dilihat, dirasa, dan dipikirkan bisa dijadikan tulisan, seperti menceritakan tentang sebuah bangunan dan tempat wisata.
Langkah awalnya adalah menggali informasi, apa pun yang ada kaitan dengan tema dan ide.
Kini menulis telah jadi rutinitas saya, walau dirasa masih minim kualitas. Paling tidak saya telah berupaya meniru tradisi ulama Aceh tempo dulu, menulis kitab.
Agar motivasi menulis tetap bertahan, maka tertanam dalam diri saya kalimat; tetap semangat walaupun banyak saingan dalam dunia menulis.
Karena, tujuan saya menulis bukan untuk bersaing, tapi untuk membuktikan saya pernah hidup.
Selain menulis, saya suka membaca buku seperti ensiklopedi dan cerita fiksi lainnya. Sebagai penulis idola saya, sudah lebih dari 40 judul buku Tere Liye yang saya baca.
Mulai dari yang berepisode, maupun yang sekali tamat. Biasanya, saya membaca satu buku lebih kurang tiga hari, kadang hanya dua hari.
Di sekolah, kami memulai kegitan menulis setiap Senin pukul 14.00 hingga 16.00 WIB. Pada momen itu, kami diberikan arahan sebelum menulis.
Ada banyak sekali motivasi yang diberikan, itu merupakan cara agar kami tidak menyerah dalam mengurai kata.