Vaksinasi
Percepat Herd Immunity, Pemerintah Minta Masyarakat tak Pilih-pilih Merek Vaksin, Semua Aman
Padahal kalau kita ketahui dari peta penyediaan vaksin kita, di semester kedua ini kita akan memiliki lebih banyak vaksin-vaksin yang bukan lagi vaksi
Penulis: Ansari Hasyim | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM - Pemerintah mendekteksi adanya penurunan angka vaksinasi dari target yang ditetapkan dalam beberapa minggu terakhir.
Kondisi ini diduga ada kaitannya dengan prilaku masyarakat yang pilih-pilih merek vaksin sebelum melakukan vaksinas.
Padahal menurut pemerintah, semua vaksin yang beredar dan disuplai ke daerah-daerah di Indonesia aman dan sudah terjamin dari sisi kehalalannya.
Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi dalam Dialog Produktif Rabu yang ditayangkan FMB9, Rabu (1/12/2021) mengatakan cakupan vaksinasi Covid-19 di daerah dalam kurun 2-3 minggu terakhir terjadi penurunan.
Penurunan vaksinasi disebabkan banyak daerah yang menunggu ketersediaan vaksin Sinovac untuk pelaksanaan vaksinasi.
• Vaksinasi Anak Mendesak Dikebut Menyusul Banyak Varian Covid-19 Bermunculan
Pasalnya saat ini mayoritas ketersediaan vaksin berasal dari Pfizer, AstraZeneca dan Moderna.
"Padahal kalau kita ketahui dari peta penyediaan vaksin kita, di semester kedua ini kita akan memiliki lebih banyak vaksin-vaksin yang bukan lagi vaksin sinovac. Karena sinovac sudah banyak digunakan pada semester pertama," kata Siti.
Kemenkes mengimbau dalam upaya mempercepat terwujudnya herd immunity (kekebalan kelompok) dari penularan covid-19 melalui vaksinasi, daerah dapat melakukan percepatan dengan menggunakan vaksin apapun yang saat ini tersedia, termasuk Pfizer, AstraZeneca dan Moderna.
Selain itu, penurunan vaksinasi juga dikarenakan masih ada masyarakat yang memilih-milih merek vaksin.
Nadia menegaskan, semua merek vaksin aman dan sama baiknya.
"Jadi kalau kita lihat penurunan vaksinasi memang mungkin faktornya karena kondisi yang penularan ini yang sudah semakin baik, tapi yang kedua adalah karena kondisi penularannya semakin baik ini tidak kemudian membuat masyarakat untuk buru-buru divaksin akhirnya mereka juga menunggu-nunggu memilih jenis vaksin tertentu," jelasnya.
Tercatat jumlah total masyarakat yang sudah mendapatkan dosis pertama vaksinasi sekitar 138 juta atau 67% dari sasaran.
• Ini Rekomendasi WHO Terkait Penyebaran Covid-19 Varian Omicron, Prokes dan Vaksinasi jadi Perhatian
Adapun untuk dosis kedua baru menyentuh 45,8% dari target keseluruhan. Sasaran vaksinasi kelompok lansia masih menjadi perhatian yang terus ditingkatkan cakupannya.
Berkaca dari kelompok lansia sendiri memiliki tingkat kerentanan lebih tinggi jika terpapar Covid-19.
"Perlu jadi perhatian saat ini baru 53% dari total lansia yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan yang kedua lebih kecil lagi 34%," ujar Nadia.