Berita Banda Aceh

Pemerintah Aceh Akan Berupaya Tingkatkan Ekspor Non-Migas Aceh 2022 Melalui Pelabuhan Laut Aceh

Pemerintah Provinsi Aceh akan berupaya meningkatkan ekspor komoditi non-migas mulai 2022 melalui Pelabuhan Laut Aceh.

Penulis: Herianto | Editor: M Nur Pakar
For: Serambinews.com
Dinas Perindag Aceh memimpin pertemuan membahas dengan berbagai pihak tentang peningkatan ekspor Aceh 2022 di Banda Aceh, Selasa (14/12/2021). 

Pada tahun 2020 turun menjadi Rp 7,465 miliar dan tahun 2021 naik menjadi Rp 7,929 miliar.

Penurunan nilai ekspor ikan tahun 2021 apakah karena produksi ikannya yang menurun, atau ada faktor penyebab lainnya di dalam negeri maupun luar negeri.

Dia menyatakan perlu diketahui secara detil, untuk dicarikan solusinya secara bersama-sama.

Begitu juga dengan nilai eskpor kopi asal Aceh, dari data yang diterbitkan Kantor Perwakilan BI Aceh nilai ekspornya tahun ini juga menurun dari tahun lalu.

Pada tahun lalu nilai eskpornya masih tinggi sekitar 70,347 juta dollar As, tahun 2021 ini turun menjadi 58,169 juta dollar AS.

Penurunan nilai ekspor biji kopi Aceh ke luar negeri, belum ada yang menganalisa, apakah terkait dengan masalah mutu kopi nya atau ada hal lain.

Misalnya soal kopi organik dan on organik.

Tujuan ekspor ikan dan kopi dari Aceh paling banyak masih ke negara Jepang, Amerika, Eropa.

Baca juga: Gubernur Aceh Diminta Alihkan Kembali Wewenang dan Aset Pelabuhan Labuhanhaji ke Pemkab Aceh Selatan

Faktor penurunan volume dan nilai eskpor kopi dan ikan itu perlu kita analisa bersama, apa penyebab utamanya.

Setelah faktor penyebab utamanya diketahui, dicari solusi bersama, agar pada tahun 2022, volume dan nilai eskpornya kembali meningkat.

Selain biji kopi dan ikan segar dan beku, serta tuna ada beberapa komoditi ekspor lainnya yang nilai ekspornya meningkat cukup tinggi, diantaranya batu bara.

Nilai ekspornya tahun ini cukup besar mencapai 229,604 juta dolar AS, atau setara Rp 3,2 trilliun.

Jumlah itu meningkat 89,55 persen dari nilai ekspor tahun lalu yang hanya 121, 130 juta dollar AS atau setara dengan Rp 1,6 trilliun.

Usai Kadisperindag Aceh memberikan pengarahannya, pimpinan rapat diserahkan kepada Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Aceh, T Satria Wira dan Kepala Biro Ekonomi Setda Aceh Amirullah.

Amirullah mengatakan, rapat pertemuan percepatan kegiatan ekspor Aceh ini, sangat perlu diadakan setiap bulan atau tiga bulan sekali.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved