Breaking News

Jurnalisme warga

Alang Gegoh Antar Tanjung Mas Jadi Desa Budaya Terbaik Indonesia 2021

Alang gegoh (kebersamaan) itulah yang menjadi sumber kekuatan hingga Tanjung Mas di Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Aceh Singkil

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Alang Gegoh Antar Tanjung Mas Jadi Desa Budaya Terbaik Indonesia 2021
For Serambinews.com
WANHAR LINGGA, Anggota Forum Aceh Menulis (FAMe) dan Pendamping Kebudayaan Desa Kemendikbud RI, melaporkan dari Jakarta

OLEH WANHAR LINGGA, Anggota Forum Aceh Menulis (FAMe) dan Pendamping Kebudayaan Desa Kemendikbud RI, melaporkan dari Jakarta

Alang gegoh (kebersamaan) itulah yang menjadi sumber kekuatan hingga Tanjung Mas di Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, berhasil meraih penghargaan sebagai desa budaya terbaik di Indonesia 2021.

Pelaksanaan kegiatan desa budaya yang dimulai dari tahap temu kenali, pengembangan, dan tahap pemanfaatan menjadi semangat bagi masyarakat Tanjung Mas.

Semua masyarakat merasa terpanggil untuk bantu menyukseskan program desa budaya.

Alang gegoh dalam masyarkat Singkil memang dari zaman dahulu sudah sering dilakoni.

Namun, akhir-akhir ini kegiatan alang gegoh hampir saja punah, lalu Tanjung Mas dengan desa budayanya kembali menghidupkan tradisi alang gegoh.

Secara umum, alang gegoh juga bisa diartikan gotong royong.

Namun, secara khusus alang gegoh diartikan untuk membantu hajatan masyarakat secara ikhlas tanpa pamrih dan imbalan.

Hilmar Farid Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, serahkan penghargaan desa budaya terbaik Tanjung Mas, Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil, di Gedung Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud di Jakarta, Jumat (17/12/2021).
Hilmar Farid Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, serahkan penghargaan desa budaya terbaik Tanjung Mas, Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil, di Gedung Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud di Jakarta, Jumat (17/12/2021). (SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM)

Kami juga menyaksikan, bagaimana setiap orang memberikan kontribusi sesuai dengan kemampuan mereka hanya untuk membuktikan bahwa kebudayaan kami masih ada.

Orang-orang tua memberi buah pikiran berupa petuah, orang-orang yang kuat ekonominya memberikan dukungan finansial dan material lain, sedangkan ibu-ibu menyiapkan makanan, dan anak-anak muda menyumbangkan tenaga tanpa diberi imbalan apa pun.

Selanjutnya, para peserta juga punya andil besar dalam perayaan budaya.

Mereka semua turut berpartisipasi tanpa melihat besar-kecilnya nilai kompensasi yang diterima.

Mereka semua datang dari berbagai desa hanya untuk menunjukkan bahwa mereka punya semangat yang sama.

Ini mengingatkan kami bahwa ternyata semangat alang gegoh (kebersamaan) masih mengalir di dalam darah kami, meskipun secara praktik tradisi ini sendiri sudah jarang ditemui.

Atas dasar semangat dan loncatan yang dilakukan untuk pemajuan kebudayaan itulah pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan memberikan penghargaan kepada Desa Tanjung Mas di Aceh Singkil.

Penghargaan itu diumumkan dan diserahkan pada acara Penghargaan Desa Budaya di Gedung Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Jakarta, Jumat, 17 Desember 2021.

Mengenal Tanjung Mas

Desa Tanjung Mas adalah sebuah desa terpencil di Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil.

Desa tua ini sudah ada sejak zaman kerajaan pada abad ke-17, merupakan salah satu dari 25 desa yang ada di Kecamatan Simpang Kanan.

Tanjung Mas berjarak 3 km dari ibu kota Kecamatan Simpang Kanan dan 50 km dari ibu kota Kabupaten Aceh Singkil.

Waktu tempuh ke ibu kota kabupaten sekitar 1 jam 30 menit.

Luas wilayah desa ini 5 km².

Penduduk laki-laki di Tanjung Mas 276 jiwa dan perempuan 274 jiwa.

Jumlah kepala keluarganya 122 KK.

Penduduk Tanjung Mas 100% Islam.

Bahasa yang digunakan di Tanjung Mas adalah bahasa Singkil.

Mayoritas penduduknya bersuku Singkil.

Bertabur cagar budaya

Selain dari sikap antusiasme untuk ikut serta dalam Program Pemajuan Kebudayaan Desa, salah satu faktor yang membuat desa ini menarik adalah karena Desa Tanjung Mas memiliki banyak objek pemajuan kebudayaan (OPK) dan objek diduga cagar budaya (ODCB) yang potensial untuk dikembangkan dan dimanfaatkan.

Sebagian besar OPK dan ODCB yang ditemukan di sini berkaitan dengan agama Islam, seperti masjid yang diduga tertua di Kabupaten Aceh Singkil.

Masjid Ubudiyah ini dibangun tahun 1804 M.

Ada juga makam bangsawan dan ulama karismatik, serta adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang bernapaskan Islam.

Kekayaan budaya ini muncul karena secara historis Kerajaan Tanjung Mas merupakan kerajaan terbesar yang ada di wilayah Tanoh Singkel.

Hal ini terungkap ketika saya bersama masyarakat melakukan proses temu kenali pada 26 Juni 2021.

Dari sekian banyak khazanah budaya yang termasuk dalam kategori ODCB dan OPK, salah satu yang menarik perhatian saya adalah keberadaan makam keluarga Syekh Abdurrauf As-Singkili; makam ayah kandungnya bernama Syekh Ali Al-Fansuri.

Ada juga makam saudara kandungnya bernama Syekh Aminuddin bin Ali Al-Fansuri dan makam ibu kandungnya, Umi Ami.

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan yang telah dijalani mulai dari tahap temu kenali hingga pemanfaatan, ada banyak hal baru yang kami pelajari, terutama dalam hal kemandirian dan pemberdayaan masyarakat di desa.

Dari proses temu kenali atau identifikasi misalnya, ada banyak potensi yang belum pernah disadari.

Selama ini masyarakat hanya bekerja sendiri-sendiri.

Ketika itu diungkap dan didiskusikan bersama secara terbuka, ternyata potensi yang ada dapat teridentifikasi secara holistik dan mendalam.

Tak hanya itu, proses temu kenali ini juga mengungkap permasalahan lain yang selama ini menghambat pemajuan kebudayaan di desa.

Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid mendapat pengalungan bunga saat menghadiri Perayaan Budaya Aceh Singkil di desa budaya Tanjung Mas, Simpang Kanan, Kamis (18/11/2021)
 
 
 
Area lampiran
 
 
 
Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid mendapat pengalungan bunga saat menghadiri Perayaan Budaya Aceh Singkil di desa budaya Tanjung Mas, Simpang Kanan, Kamis (18/11/2021)       Area lampiran       (Dokumen Hendra)

Ternyata, permasalahan itu nyata, tetapi seolah tak ada karena sebelumnya kami tak menyadarinya.

Dari proses ini, kami tidak hanya bisa mengidentifikasi potensi yang ada, tetapi juga menganalisis permasalahan yang menghambat pemajuan kebudayaan di desa.

Tentunya, ini memudahkan kami untuk merumuskan berbagai alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di kemudian hari.

Dari tahap pengembangan, kami juga belajar mengambil keputusan tanpa diintervensi oleh pihak mana pun.

Ini memberi kami kekuatan untuk mematahkan mitos bahwa kami tidak mampu memajukan kebudayaan kami sendiri tanpa didukung oleh kepentingan lain yang tidak memiliki relevansi dengan kegiatan ini.

Baca juga: Tanjung Mas Kerajaan Tua di Aceh Singkil Kini Menuju Desa Budaya

Kami merumuskan potensi apa saja yang masuk dalam skala prioritas untuk dikembangkan dalam kegiatan pemajuan desa budaya di tahun pertama ini, kemudian potensi apa yang bisa dikembangkan pada tahun berikutnya, serta sumber daya apa saja yang kami butuhkan untuk program pemajuan kebudayaan di tahun berikutnya.

Sehingga, ketika kegiatan ini tak lagi berlanjut dari Kemendikbudristek, kami sudah punya strategi yang dibutuhkan untuk memajukan kebudayaan di desa kami dengan potensi yang ada.

Tahap pemanfaatan menjadi satu momentum yang menyadarkan kami bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan selama kita memiliki komitmen untuk memajukan kebudayaan tanpa ditumpangi oleh berbagai kepentingan.

Perayaan budaya ini merupakan milestone (pencapaian) pemajuan kebudayaan di Aceh Singkil.

Kegiatan ini menjadi bukti kuat bahwa kebudayaan Singkel belum mati.

Ternyata, kebudayaan itu masih hidup, tapi ekosistem kebudayaannya selama ini tak sesuai untuk membuat kebudayaan itu berkembang.

Baca juga: Yuk! Kunjungi Perayaan Budaya Aceh Singkil di Desa Budaya Tanjung Mas 

Ketika kebudayaan itu diberi ruang, ternyata ekspresi yang terlihat jauh melampaui ekspektasi.

Selamat dan sukses atas pencapaian ini.

Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kegiatan ini, terutama Pemerintah Desa Tanjung Mas, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Singkil, dan teman-teman daya warga.

Semoga kebudayaan kita terus lestari dan memberikan nilai manfaat kepada seluruh ahli waris kebudayaan.

Ini‘success story’ pertama bagi kami, dan harapan kami semoga ini bukan yang terakhir.

Berdaya bersama, yakin usaha sampai.

Baca juga: Tanjung Mas di Aceh Singkil Jadi Desa Budaya Terbaik Nasional

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved