Kilas balik Tsunami Aceh 2004
17 Tahun Tsunami Aceh - Terseretnya PLTD Apung ke Daratan
Salah satu bukti betapa dahsyatnya gelombang tersebut adalah terhempasnya PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Apung (terapung) milik PLN seberat
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
Dengan posisi kapal seperti itu, gelombang dari arah belakang tertahan di badan kapal, sehingga ada celah air kosong di bagian depan.
"Terbentuk seperti parit besar tanpa air di bagian depan kapal. Di situlah orang-orang berlarian menyelamatkan diri.
Lengah sedikit akan digilas kapal dan gelombang yang datang dari kiri-kanan," ungkap seorang korban yang selamat dari amukan tsunami.
Baca juga: Peringatan 17 Tahun Tsunami Aceh di Pelabuhan Ulee Lheue, Hadir Ridwan Kamil dan Wakil Ketua MPR RI
Tidak gampang memang untuk menyelamatkan diri dari terkaman tsunami yang dahsyat itu.
Tapi kalau Allah SWT berkehendak seseorang itu selamat, maka tak ada yang bisa mencegahnya.
Itulah yang di alami keluarga Bang Midun.
Seluruh anggota keluarganya luput dari maut setelah dikejar, bukan hanya oleh gelombang tetapi juga oleh kapal (yang ternyata PLTD Apung).
Bahkan, menantu perempuannya yang sedang hamil tua juga selamat, dan kini dilaporkan sudah melahirkan di sebuah rumah sakit di Medan.
Lalu, bagaimana kondisi PLTD Apung itu sendiri?
Menurut Subaktian, Koordinator Pos ko ESDM di pendopo Gubernur NAD, meski terhempas sejauh 2,5 kilometer dari tambatannya namun PLTD itu tak kurang suatu apapun.
Menurut seorang relawan dari UNDP (United Nations Development Programme), Phill Elders, sebagaimana disampaikan ke Posko ESDM, butuh waktu sebulan untuk mengangkat kembali PLTD Apung itu ke tempat semula, di Ulelheu.
Perusahaan yang dilaporkan mampu untuk tugas itu adalah Kellihers Electrical.
"Kami mengatakan pihak PLN oke-oke saja kalau mereka punya donatur untuk tugas tersebut, karena program penempatan kembali PLTD Apung ke tempat semula belum termasuk prioritas untuk sementara ini," demikian kata Subaktian. (nasir nurdin)
(Serambinews.com/Yeni Hardika)