Sidak

Sidak RSUDZA, Ombudsman dan Senator Aceh Temukan Sejumlah Loket Apotek Kosong

Kedatangan tim Ombudsman RI, yang dipimpin Kepala Ombudsman RI Perwakilan Aceh, Dr Taqwaddin Husein dan M Fadhil Rahmi menemukan sejumlah fakta, seper

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Tim Ombudsman RI perwakilan Aceh dan Anggota DPD RI asal Aceh, M Fadhil Rahmi melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Rumah Sakit itu, Kamis (30/12/2021). 

Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Empat dari enam loket pengambilan di apotek Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh ditemukan dalam keadaan kosong, tanpa ada petugas.

Hal itu didapati saat Tim Ombudsman RI perwakilan Aceh dan Anggota DPD RI asal Aceh, M Fadhil Rahmi melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Rumah Sakit itu, Kamis (30/12).

Sidak itu karena adanya laporan masyarakat mengenai lambatnya pelayanan di apotek rumah sakit tersebut.

Kedatangan tim Ombudsman RI, yang dipimpin Kepala Ombudsman RI Perwakilan Aceh, Dr Taqwaddin Husein dan M Fadhil Rahmi menemukan sejumlah fakta, seperti yang dikeluhkan oleh sejumlah pasien kepada lembaga tersebut.

Polda Aceh Hentikan Kasus Tgk Ni, Terkait Pengibaran Bendera Bintang Bulan

Terlihat ada dari enam loket, empat loket dalam keadaan kosong, tanpa adanya petugas.

Akibatnya, pasien maupun keluarganya harus mengantre panjang dan dengan durasi yang lama, hanya untuk mengambil obat.

"Kita menemukan loket kosong, tidak ada petugasnya. Kemudian ruang antri yang terlalu sempit dan antrian terlalu lama," kata Taqwadin yang didampingi asisten, Ilyas.

Oknum Dokter Resmi Jadi Tersangka, Suntikkan Obat Penenang sampai Pasien Meninggal Dunia

Salah satu pasien di ruang tunggu apotek mengaku, ia sudah mengantre sejak pagi, namun hingga pukul 11:00 WIB belum dipanggil untuk mengambil obat.

Kemudian, Taqwaddin juga menyoroti ruang tunggu untuk mengambil obat yang sangat sempit. Ia menilai, ruangan itu tidak sesuai dengan kapasitas rumah sakit, sebagai pusat layanan kesehatan terbesar di Aceh.

Taqwaddin juga mengkritisi sistem antrean yang masih manual. Katanya, seharusnya, sebagai rumah sakit terbesar, RSUDZA harus memodernisasi sistem antrean pengambilan obatnya.

Menurutnya, tujuan akhir dari warga datang ke rumah sakit untuk mendapatkan obat, oleh karena itu pelayanan di apotek harus maksimal.

Katanya, meskipun pelayanan di sektor lain sudah maksimal, namun jika pelayanan obat masih minus, tentu hal itu tetap mencoreng sistem pelayanan rumah sakit yang sudah bagus.

"Orang datang ke rumah sakit kan untuk berobat, pada ujungnya masyarakat ingin memperoleh obat. Nah ketika pelayanan lain seperti dokter, perawat sudah cukup baik, tapi saat mengambil obat pasien harus menunggu lama, apalagi ada pasien yang membutuhkan obat segera," jelasnya.

Sementara Anggota DPD RI, Fadhil Rahmi mengatakan, rumah sakit harus memperhatikan dengan maksimal pelayanan untuk pasien.

Apalagi terkait dengan obat-obatan, yang memang tujuan dari pasien ke rumah sakit.

Oleh karena itu, Fadhil menyarankan, supaya RSUDZA harus membangun gedung apotek baru yang lebih representatif dan bisa membuat nyaman masyarakat.

Sehingga ke depan, pasien tidak lagi menunggu dengan waktu yang lama.

Selain itu, manajemen RSUDZA, harus membuat alur pelayanan pengambilan obat, sehingga masyarakat tidak bingung saat menunggu, karena sudah mengetahui prosesnya.

Ia meminta pihak RSUDZA terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA), dr Isra Firmansyah mengakui selama ini pihaknya masih kekurangan tenaga farmasi, untuk melayani pengambilan obat.

Bahkan, jumlah petugas selama ini, tidak seimbang dengan jumlah pasien yang berobat.

Katanya, selama ini apotek RSUDZA menerima sekitar 700 resep setiap hari, dengan dilayani oleh 18 petugas.

Namun, katanya, persoalan itu sudah bisa diatasi, karena saat ini mereka sudah melakukan penerimaan petugas baru, sebanyak 30 orang tenaga farmasi.

Nantinya, setengah pegawai baru itu akan ditempatkan di apotek, sisanya di ruang rawat inap.

Jika petugas baru sudah masuk, pihaknya memastikan pelayanan farmasi di RSUDZA Banda Aceh tidak akan lagi lama seperti hari ini.

Terkait ruang tunggu, tahun depan juga akan dilakukan renovasi, dengan memperluas ruang tunggu pengambilan obat di RSUDZA.

Dr Isra mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus memperbaiki pelayanan, sehingga masyarakat tidak lagi menunggu lama untuk pengambilan obat.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved