Internasional
Bahrain Tingkatkan Uji Cepat Covid-19, dari Warga, Karyawan Sampai Turis Asing
Kerajaan Bahrain kembali bersiaga atas penyebaran cepat Covid-19 varian Omicron. Bahrain akan melaksanakan uji cepat Covidf-19 mulai 9 Januari 2022,
SERAMBINEWS.COM, MANAMA - Kerajaan Bahrain kembali bersiaga atas penyebaran cepat Covid-19 varian Omicron.
Bahrain akan melaksanakan uji cepat Covidf-19 mulai 9 Januari 2022, lapor kantor berita Bahrain, BNA, Jumat (7/1/2022).
Kuwait mengatakan akan meningkatkan tes PCR untuk mereka yang mengalami gejala Covid-19.
Kemudian, individu yang memiliki tes antigen cepat positif.
Serta mereka yang telah melakukan kontak dekat dengan kasus virus Corona aktif.
Demikian pula, Kerajaan akan meningkatkan tes cepat Covid-19 untuk karyawan di seluruh sektor vital.
Baca juga: Putra Mahkota Arab Saudi Tiba di Kuwait, Sampaikan Terima Kasih Atas Sambutan Hangat Raja Bahrain
Dilaporkan, orang yang divaksinasi dan tidak divaksinasi yang tiba di negara itu harus menunjukkan hasil tes PCR negatif.
Minimal, selama 72 jam atau tiga hari sebelum mendarat di Bahrain.
Para turis asing juga akan diminta untuk melakukan tes hidung lagi pada saat kedatangan.
“Orang yang tidak divaksinasi berusia 12 tahun ke atas harus menyelesaikan karantina 10 hari di tempat tinggal atau tempat tinggal mereka,” kata laporan itu.
Kerajaan mengatakan peluncuran kampanye vaksinasi Covid-19 akan berjalan pada kecepatan yang sama.
Dimana, pusat isolasi dan perawatan beroperasi pada kapasitas penuh.
Baca juga: Bahrain Masukkan Nigeria ke Daftar Merah, Cegah Omicron Masuk ke Negaranya
Omicron berada di belakang lonjakan virus Corona yang cepat di beberapa negara.
Bahkan, telah melampaui varian Delta yang sebelumnya dominan, kata WHO dalam pembaruan epidemiologi mingguan Covid-19.
Varian omicron yang lebih menular dari Covid-19 tampaknya menghasilkan penyakit yang kurang parah daripada Delta yang dominan secara global.
Ttetapi tidak boleh dikategorikan sebagai ringan, kata pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis (6/1/2022).
Janet Diaz, pimpinan WHO untuk manajemen klinis, mengatakan studi awal menunjukkan ada penurunan risiko rawat inap dari varian Omicron dibandingkan Delta.
Omicron pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan dan Hong Kong pada November 2021.(*)
Baca juga: Bahrain Larang Pelancong Asing dari 16 Negara, Salah Satunya Indonesia