Fearure
Persamaan Nasib dan Hukum Adat Laot, Mengikat Aceh Sambut Rohingya
Warga Aceh sudah tahu tentang stigma yang melekat pada orang Rohingya, namun ini masalah kemanusiaan dan warga Aceh pernah hidup dalam konflik.
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nurul Hayati
Iswadi bergegas mengambil motor, menyusuri pantai ke tempat kapal Rohingya mendarat.
Baca juga: Viral Bocah Rohingya Ini Minta Sedekah Sambil Marah-marah ke Pengendara Mobil di Jalanan Ibu Kota
Setiba di lokasi, dengan mata telanjang, mereka bisa melihat jelas kondisi orang-orang di dalam kapal, kebanyakan anak-anak dan perempuan.
Kondisinya kumuh, lemas, dan tanpa harapan.
Aples tak kuasa menahan hati melihat kondisi para Rohingya yang memang bukan cerita baru untuk nelayan di Aceh.
Ini bukan pertama kali sekelompok etnis dari Myanmar itu terpaksa masuk perairan Selat Malaka dan mendarat di Aceh.
Meski hanya beberapa meter dari darat, penghuni kapal masih dilarang turun.
Sementara warga, mendesak supaya para pengungsi segera diturunkan.
Baca juga: VIDEO - Seorang Wanita Pengungsi Rohingya Dilarikan ke Rumah Sakit
Karena belum diizinkan turun ke darat, warga mengantarkan makanan dan minuman dari daratan.
Warga hanya bisa menatap ke kapal mereka yang tampak penuh muatan.
Menjelang sore, akhirnya, orang-orang kapal itu diizinkan turun.
Saat proses penurunan, warga Rohingya tak kuasa menahan haru, melihat orang-orang menyambut mereka.
Beberapa pengungsi langsung memeluk, orang-orang yang menolongnya sambil menangis.
Sebelumnya, warga Lancok juga berpatungan mengumpulkan uang, untuk membeli makan kepada orang Rohingya.
Baca juga: VIDEO 115 Rohingya Jalani Karantina di BLK Lhokseumawe, Perwakilan UNHCR Ucap Terima Kasih
Tindakan itu spontanitas, setelah warga melihat dari dekat kondisi pengungsi.
Padahal, warga Lancok sebagian besar hidup di bawah garis kemiskinan.