Fearure

Persamaan Nasib dan Hukum Adat Laot, Mengikat Aceh Sambut Rohingya

Warga Aceh sudah tahu tentang stigma yang melekat pada orang Rohingya, namun ini masalah kemanusiaan dan warga Aceh pernah hidup dalam konflik.

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nurul Hayati
Foto:Kiriman Rahmat Mirza
Warga Rohingya saat mendarat di Pantai Lancok, Aceh Utara Juni 2021. 

Mereka mencari penghidupan dari laut, warung, dan garam.

Hasilnya, kebanyakan cukup untuk kebutuhan beberapa hari.

Saat itu, Iswadi pun mengkoordinir warga yang langsung mengumpulkan uang guna membeli makan untuk orang-orang Rohingya.

Masih segar di ingatan Iswadi, ada sejumlah ibu yang memberikan sumbangan Rp 50 ribu.

"Saya malah kepikiran, takut. Takut dia (warga penyumbang) tidak bisa makan. Lima puluh ribu itu besar untuk warga sini (Kuala Lancok)," kata lelaki kelahiran tahun 1980 itu, seperti dikutip media.

Baca juga: VIDEO - Kondisi Terkini 115 Pengungsi Rohingya di BLK Kandang Lhokseumawe

Menurut Iswadi, warga Lancok dan sekitar sebenarnya sudah mengetahui beberapa hal tentang Rohingya, misalnya kondisi perang di negara mereka.

Warga Lancok juga tahu sifat dan tabiat orang-orang Rohingya.

Mereka sudah beberapa kali tiba di Aceh dan pengungsi yang datang sebelumnya berulah dengan kabur dari penampungan.

Iswadi mengakui, ada steoreotip jelek tentang Rohingya dan dia pernah mengalaminya sendiri.

Beberapa tahun yang lalu, ia merantau ke Kuala Lumpur, Malaysia.

Di negeri jiran, ia hidup dalam bersama komunitas orang-orang Rohingya.

Menurut pengalamannya, orang-orang Rohingya suka membuat rusuh dan tidak tertib.

Baca juga: 115 Rohingya Jalani Karantina di BLK Lhokseumawe, Perwakilan UNHCR Ucap Terima Kasih

“Saya sudah mengetahui sebenarnya seperti apa mereka. Saya dulu di Malaysia, sama-sama dengan orang Rohingya di sana. Tapi walau bagaimanapun jeleknya orang, kan tetap wajib kita tolong,” ujar Iswadi.

Sehingga ia pun tidak terlalu membantah, pandangan negatif sebagian orang terhadap para pengungsi Rohingya yang tiba di Aceh.

Iswadi menambahkan, ia dan warganya sudah mengetahui jika para pengungsi Rohingya itu ditolak di sejumlah negara tetangga, sehingga akhirnya mereka mendarat di Aceh.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved