Internasional
Aktivis Palestina Mendarat di Prancis, Setelah Dibebaskan dari Penjara Mesir
Aktivis Mesir-Palestina Ramy Shaath tiba di Prancis setelah hampir dua setengah tahun ditahan di Mesir.
Kemudian, dia mengambil penerbangan ke Amman, ibukota Jordania, sebelum menuju ke Paris, kata keluarganya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron di Twitter memberi hormat atas keputusan Mesir untuk membebaskan Shaath.
"Saya berbagi kelegaan dari istrinya," tulisnya.
Baca juga: Mesir Desak Hamas dan Israel Patuhi Gencatan Senjata dan Hindari Permusuhan
"Terima kasih kepada semua orang yang telah memainkan peran positif dalam hasil yang membahagiakan ini," ujar Macron.
Istri Shaath dideportasi dari Mesir tak lama setelah suaminya ditangkap pada Juli 2019 dengan tuduhan membantu organisasi teroris.
Pada April 2020, Mesir menempatkannya dalam daftar teror bersama 12 orang lainnya.
"Mereka menuduh saya dengan banyak hal," kata aktivis yang dibebaskan itu.
"Mereka mengatakan kepada saya suatu hari, 'Anda dituduh menjadi bagian dari organisasi teroris," ungkapnya.
"Dan saya bertanya kepada orang itu: 'Apa itu organisasi teroris?' Dia berkata: 'Yah, kami tidak akan memberi tahu Anda.'"
Pada Desember 2021, lima kelompok hak asasi manusia telah meminta Macron untuk menekan Mesir agar membebaskan Shaath.
Macron sebelumnya telah membahas penahanannya dalam konferensi pers di Paris dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada Desember 2020.
Pada Sabtu (8/1/2022), keluarga Ramy Kamel, seorang aktivis hak-hak Koptik yang menghabiskan lebih dari dua tahun dalam penahanan pra-sidang di Mesir.
"Rami ada di antara keluarganya... saatnya merayakan!" saudara perempuannya Bossi Kamel menulis di Facebook.
Kamel adalah anggota pendiri Maspero Youth Union, sebuah organisasi hak asasi manusia Koptik yang lahir setelah protes tahun 2011.
Dia dituduh bergabung dengan kelompok teror, menerima dana asing dan menyebarkan informasi palsu.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/aktivis-palestina-ke-prancis.jpg)