Wisata
Paya Tumpi Baru, Gerbang Kota Siap dengan Jembolang
Singahmata, salah satu bagian terpenting Paya Tumpi Baru, kampung yang sedang berbenah hebat menciptakan gerbang keindahan menuju Takengon.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
Diselenggarakan 15 Desember 2021 lalu di lapangan serba guna Paya Tumpi Baru, persis berada di depan Kantor Reje.
Sejumlah seniman dari berbagai daerah; Sumatera Utara, Bali, Jogjakarta, Banda Aceh, Bireuen, Sabang dan tentu Aceh Tengah dan Bener Meriah silih berganti mengekspresikan berkeseniannya dalam bentuk musik, puisi, dan tari.
• Berikut Daftar 14 Negara yang Warganya Dilarang Masuk Indonesia, Termasuk Inggris dan Perancis
Para reje se-Kecamatan Kebayakan juga mendeklarasikan dukungan sebagai daerah wisata berbasis adat, budaya, sejarah / prasejarah dan kelestarian lingkungan.
"Deklarasi ini semacam pelecut bagi kami untuk membawa arah yang benar pengembangan daerah wisata. Bahwa di Gayo basisnya jelas," kata Idrus.
Sebuah sarasehan juga digelar, menghadirkan pembicara Kepala Bappeda Aceh TA Dadek, dari Dinar Pertanian dan Pertanian Aceh Fachrul Razi, tujuh anggota DPRK Aceh Tengah termasuk wakil ketua DPRK Anshari, Asosiasi Pemerintahan Desa Indonesia atau APDESI Aceh Tengah, para reja dan kalangan seniman.
Mereka membahas tentang tata cara mengajukan program dan program apa saja yang relevan bagi Aceh Tengah.
Paya Tumpi Baru terbilang kampung progresif dalam mengembangkan potensi.
Di sana terdapat jeruk keprok, pembibitan alpukat, usaha lebah madu, usaha minuman jeruk, cerutu dan tentu perkebunan kopi dan sekarang mengembangkan pariwisata.
Sebuah homestay juga tersedia di sana, bisa menampung 40 orang lebih.
Homestay Reza dikelola dan dibangun oleh pasangan suami istri, Ir Zikriadi dan Suzana.
Penginapan rumahan itu terbilang nyaman dan selalu ramai, terutama lahir pekan dan musim liburan. Para seniman peserta acara Desember Kopi 2021 menginap di homestay itu.
Paya Tumpi Baru merupakan satu dari 20 Kampung yang ada di dalam Kecamatan Kebayakan.
Dimekarkan sebagai desa defenitif, pada 2004 yang sebelumnya masih menjadi bagian Kampung Paya Tumpi sebagai Kampung Induk.
Paya Tumpi merupakan kawasan pertama perkebunan kopi oleh Hindia Belanda di daerah Dataran Tinggi Gayo.
Hingga saat ini bekas peninggalan kawasan perkebunan Hindia Belanda tersebut dapat ditemui di Paya Tumpi pada umumnya.