Internasional
Penjahat Berbahaya Merajalela di Lebanon, Penculik Tuntut Tebusan Sampai Rp 143 Miliar
Para penjahat yang beroperasi di Lebanon semakin berbahaya dari hari ke hari. Aksi penculikan terhadap orang kaya Lebanon terus terjadi setiap hari
SERAMBINEWS.COM, BEIRUT - Para penjahat yang beroperasi di Lebanon semakin berbahaya dari hari ke hari.
Aksi penculikan terhadap orang kaya Lebanon terus terjadi setiap hari, bahkan tanpa terbendung.
Pasukan keamanan Lebanon yang berada dalam titik krisis, akibat gaji selalu telat dibayar tidak mampu bergerak cepat menangkap para penculik.
Sumber keamanan mengatakan kepada Arab News, Rabu (12/1/2022) mengatakan:
“Kami telah melihat sejumlah penculikan dengan tuntutan tebusan jutaan dolar AS."
Dikatakan, kasus lebih ringan juga terjadi hampir setiap hari.
Baca juga: Pengadilan Miami Hukum Warga Lebanon, Melakukan Pelecehan Seksual ke Seorang Wanita
Disebutkan, pencurian baru menargetkan ban mobil, kawat tembaga dan penutup lubang got."
"Beberapa milik fasilitas umum dan yang lainnya milik pribadi," jelasnya.
"Setelah pelaku ditangkap, mereka tidak berubah, tetap menjadi penjahat berbahaya.”
Dia menyebutkan, kasus lain lebih parah dan sangat serius.
Pada 12 Januari 2022, Abbas Al-Khayyat dibebaskan setelah diculik empat hari di daerah Koraytem di Beirut.
Penculik terdiri dari sekelompok orang yang mengaku memiliki hubungan dengan dinas keamanan.
Keluarganya kemudian menerima telepon dari para penculik yang menguraikan tuntutan yang rinciannya dirahasiakan sampai dia dibebaskan.
Baca juga: Hakim Lebanon Kutuk dan Hukum Seorang Ibu dan Ayah Angkat, Siksa dan Telantarkan Lima Anak Adopsi
“Para penculik Al-Khayyat membawanya ke daerah dekat perbatasan Suriah di mana mereka memukuli dan menyiksanya,” kata sumber keamanan.
“Menyusul penggerebekan yang dilakukan oleh agen intelijen militer di daerah itu, para penculik melarikan diri pada Rabu pagi dengan mobil Al-Khayyat.
Dia kemudian ditemukan dan dibawa ke rumah sakit di Beirut untuk perawatan.
Dalam kasus lain, Adnan Dabaja ditahan selama tujuh bulan setelah diculik dari kota Qaraoun di Lembah Bekaa.
Dia mendapatkan kembali kebebasannya setelah dilaporkan membayar uang tebusan yang besar.
Demikian pula, keluarga Abdullah Saeed Taha membayar uang tebusan sebesar $300.000, sekitar Rp 4,2 miliar untuk pembebasannya.
Ssetelah dia ditahan selama beberapa bulan di sebuah desa Bekaa.
Tapi setelah membayar uang, geng terus memeras keluarga, menuntut $10 juta, sekitar Rp 143 miliar.
Sebuah sumber lokal mengatakan geng penculik berasal dari wilayah Baalbek-Hermel.
Mereka bergerak bebas di perbatasan dengan Suriah, yang praktis dikendalikan oleh Hizbullah.(*)
Baca juga: Pound Lebanon Mencapai Rekor Rerendah, 24.200 per dolar AS