Luar Negeri
Menikah dengan Pria Muda, Nenek 61 Tahun yang Punya 17 Cucu Ini Masih Ingin Anak, Ini Rencananya
Cheryl sendiri saat ini sudah memiliki 7 anak dan 17 cucu. Namun dia dan suaminya merasa pantas untuk memiliki anak mereka sendiri.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
lihat foto
Punya hubungan intim fantastis
Cheryl dan Quran mengklaim bahwa kehidupan seks mereka fantastis dan mereka memiliki chemistry yang hebat.
Meskipun Quran lebih muda dari salah satu anaknya sendiri.
"Ada jenis chemistry yang berbeda dengannya meskipun dia lebih muda, kami memiliki banyak chemistry karena hal-hal yang telah kami lalui dan itu membuat kami lebih dekat," ujar Cheryl.
Baca juga: Bejat! Pria Paruh Baya Sengaja Tularkan HIV Lewat Cara Ini, Korban Bocah Lelaki yang Masih Sekolah
"Ini menjadi lebih baik dan lebih baik setiap saat. Cukup biasa, tidak luar biasa, tapi bagi saya itu luar biasa,"
"Dia tahu apa yang dia lakukan - itu bagian terbaiknya!" ujar Quran mengungkapkan terkait hubungan seksnya dengan sang istri.
Sempat tak direstui
Sayangnya, Quran mengatakan tidak ada keluarga Cheryl yang menerima hubungan mereka pada awalnya.
"Semua orang mengira kami bercanda atau mengira itu semua permainan," akunya.
Beberapa dari tujuh anak Cheryl bahkan menjauhi ibunya karena berkencan dengan pria yang jauh lebih muda.
"Dia sangat terluka. Itu menyakitinya karena dia membesarkan mereka untuk tidak menjadi seperti itu," imbuh Quran.
Namun, itu tidak membuat mereka berpisah.
Bahkan sejak awal berkencan, mereka juga tak ragu mempublikasikan hubungan asmaranya di platform media sosial, sekalipun banyak komentar negatif warganet yang menyertai.
Baca juga: Nikahi Hingga 8 Wanita, Semua Istri Pria Ini Tinggal Satu Atap dan Hidup Rukun, Ini yang Dia Lakukan
"Orang-orang di media sosial sangat membenci kami, mereka mengatakan saya berkencan dengan nenek saya. Dia lebih muda dari nenek saya. Tapi kami tidak berbeda dari pasangan lain, cinta adalah cinta," ujar Quran.
“Kami mendapat banyak kebencian tetapi itu tidak membuat kami putus asa. Pada akhirnya, kami masih memiliki satu sama lain dan itu yang terpenting.
'Tidak peduli apa yang mereka katakan atau lakukan, itu tidak akan menyakiti kita. Kami tahu hal-hal yang mereka katakan tidak benar dan mereka percaya, kami merasa kasihan pada mereka.
"Kami senang dan tidak peduli apa yang mereka katakan, kami tidak akan mengabaikannya." pungkasnya. (Serambinews.com/Yeni Hardika)
