Kupi Beungoh

Pledoi Lidya Danira

Acap kali menjadi kebiasaan kita berempati pada korban lalu mendakwa dan memvonis buruk pada orang yang kita anggap sebagai aktor pelaku tanpa sedikit

For Serambinews.com
Syukurdi Mukhlis, Pedagang Kopi 

Oleh Syukurdi Mukhlis *)

SEBUAH film serial nasional yang diangkat dari sebuah novel dengan judul Layangan Putus menarik perhatian sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya ibu-ibu. Lantas kata tentang Cappadocia, Penthhouse, It’s my dream mendadak viral di media sosial, dan banyak disebut-sebut dan jadi tema berbagai konten.

Selain karena apik dan totalitasnya para pemeran dalam serial Layangan Putus yang dibintangi oleh Reza Rahardian, Putri Marino,  Anya Geraldine dan aktor yang lain, serial ini menjadi menarik lagi karena diangkat dari kisah nyata Mommy ASF yang pernah viral di Facebook pada tahun 2019 silam. Kisah tentang perselingkuhan, pelakor dan kehidupan rumah tangga dirasa begitu dekat dengan keseharian kita.

Dari film tersebut setidaknya ada tiga aktor utama yang akrab di lidah dan di telinga kita, yakni Aris, Kinan dan Lidya. Khusus untuk nama terakhir kita justru ingat nama lengkapnya, Lidya Danira, mengapa ? Kata Lidya Danira bukan hanya karena disebutkan oleh Kinan saat bertengkar dengan suaminya Aris, tapi bagi kita, Lidya Danira bukan saja sebuah nama, tapi dialah wanita berperangai buruk yang merusak sebuah rumah tangga, merebut suami orang lain atau akrab dilabeli "Pelakor".

Baca juga: Jangan Mengecam dan Menghujat

Lidya Danira tentu nama yang indah, saya tidak ingin memaknai nama ini, tetapi saya merasa ini adalah nama yang indah dan berarti baik. Namun saya yakin seindah apapun nama ini, tidak akan ada para orang tua dalam satu, dua atau bahkan tiga tahun ke depan memberikan anaknya dengan nama Lidya Danira. Beda dengan nama-nama tokoh lain dalam sejumlah kisah fiksi, karena kebaikannya kemudian menjadi inspirasi dan ketertarikan para orang tua untuk menambalkan nama tersebut pada anaknya.

Dalam kisah Layangan Putus, Aris adalah sosok pria, suami dan ayah yang sempurna. Namun dia berselingkuh dengan Lidya Danira, sementara Kinan adalah istri dari Aris, seorang istri yang hormat dan patuh pada suami, penyabar, penuh kasih sayang dan seorang ibu yang baik bagi putrinya. Dari sini kita langsung menyimpulkan bahwa Kinan adalah korban, korban yang terzalimi dan teraniaya, sementara Lidya adalah pelaku, pelaku yang kejam dan tanpa berperasaan, Lidya adalah sumber masalah dan kegaduhan dari bahtera rumah tangga antara Aris dan Kinan.

Baca juga: Koes Plus

Acap kali menjadi kebiasaan kita berempati pada korban lalu mendakwa dan memvonis buruk pada orang yang kita anggap sebagai aktor pelaku tanpa sedikitpun berpikir bahwa sering sekali orang yang kita dakwa sebagai pelaku pada sisi lain dia sendiri juga sebagai korban.

Bagi saya, Lidya Danira tidak sepenuhnya sebagai pelaku yang harus dipersalahkan, mari kita renungkan sejenak dari kisahnya, bukankankah dia juga korban dari kelakukan Aris.

Tulisan ini semacam pledoi Lidya Danira atas apa yang didakwakan publik pada dirinya. Saya teringat pada kisah Siti Zulaikha, yang didakwa menggoda Yusuf  'Alaihissalam, lantas dia mengundang para wanita istri petinggi kerajaan untuk menyaksikan Yusuf secara langsung, hingga tanpa sadar mereka melukai tangannya yang sedang mengupas buah karena terpana dengan ketampanan Yusuf. Peristiwa itulah yang menjadi pledoi dari seorang Siti Zulaikha.

Pledoi Lidya Danira.

1. Saya Lidya Danira, seorang psikolog, saya memiliki pekerjaan sabagai psikolog anak, artinya saya bukan pengangguran tanpa penghasilan, sehingga dengan bermodal kecantikan menggoda suami orang yang mapan untuk kemudian mendapat fasilitas hidup.

2. Saya Lidya Danira, bukan juga seorang wanita yang tidak disukai oleh pria.  Pria bernama Dion adalah seorang pria lajang, pengusaha sukses di bidang periklanan, anak konglomerat, sosok pria yang berusaha memikat hati saya, namun saya tolak. Ini menunjukkan saya bukan perempuan tidak laku atau perempuan yang menggoda orang berduit saja untuk dan demi materi.

3. Saya Lidya Danira, tidak menolak keberadaan Raya putri Kinan dan Aris. Saya siap merawat dan membesarkannya, dan saya telah menunjukan usaha untuk bisa dekat dan akrab dengannya. Hal ini menunjukkan bahwa yang saya kejar dan perjuangkan bukan ego dan nafsuku saja.

4. Saya Lidya Danira, yang dalam hubungan gelap ini, selalu berusaha merendahkan diri pada sosok Kinan, berusaha mengerti perasaan Aris dan Istrinya, terus bersabar menunggu waktu kapan Aris akan resmi menikahiku.

5. Saya Lidya Danira, perempuan yang juga sama dengan perempuan lainnya di muka bumi ini, perempuan yang mudah tersentuh hatinya jika dirayu dan dimanja, perempuan yang merasa tersanjung jika ada pria yang mengaku lajang, tampan, baik dan lembut tutur bahasanya, mapan dan punya pekerjaan,  lantas mengejarnya, menyatakan cintanya lalu berjanji akan menikahinya, membangun mahligai rumah tangga bahagia. Perempuan mana yang dapat menolak pria semisal Aris dengan janji akan memperistrinya?

Baca juga: Minyak Goreng Satu Harga di Minimarket Kosong, Temuan Disperindag Aceh Singkil

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved