Berita Langsa

Sungai Kuruk Seruway dan Landoh Durian Sebagai Terusan Pasukan Mojopahit Merebut Istana Tamiang

Sungai Kuruk Seruway dan Landoh Durian Sebagai Terusan Pasukan Mojopahit Merebut Istana Tamiang

Penulis: Zubir | Editor: Muhammad Hadi
Foto Dokumen Pribadi
Dr. Usman Ibrahim, M.Pd, Pakar Peneliti Sejarah sedang Menelusuri dan Menggali Informasi Keberadaan Muara Sungai melalui Kurok I dan III Seruway sebagai Jalur Rahasia Pasukan Mojopahit Hingga Menerobos ke Pusat Kerajaan Istana Raja Tamiang. 

Laporan Zubir | Langsa

SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Dosen Pusat Kajian Sejarah dan Ideologi Universitas Samudra Langsa yang menemukan dan menggali keberadaan bekas Markas Besarnya Benteng Kuta Aron Meubajee di Kuala Peunaga di bawah pimpinan Laksamana/Admiral Katammana, pertahanan Bahari di Pantai Utara Selat Malaka.

Kini kembali mencari jejak keberadaan Muara Sungai Kurok I dan III Seruway dan Landoh Durian, sebagai terusan rahasia bagi pasukan Mojopahit pimpinan Patih Gajah Mada, yang dapat menjelajah melalui rute darat.

Hingga berhasil menguasai Istana Raja Tamiang sekitar tahun 1350 Masehi, di Kuta Lintang Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang.

Selain para dosen, yakni Dr.Usman Ibrahim, M.Pd., Dr. Bachtiar Akob., M.Pd., Dr. Rahmatsyah, M.Pd., dan Dr. Bukhari, M.Pd, juga terlibat juga dua orang mahasiswa dan alumni sejarah, Agung Miranda dan Ridwan, S.Pd.

Mereka sangat aktif serta antusias membantu tugas pusat kajian sejarah dan ideologi dalam usaha mencari jejak terusan sungai (rute sungai Kurok) yang diarungi pasukan Mojopahit di wilayah Aceh Tamiang baru-baru ini.

Baca juga: Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Rasa Buah Maja Tidak Sepahit Akhir Kisah Majapahit

Kepada Serambinews.com, Selasa (15/2/2022) dr. Usman Ibrahim, menyebutkan, pascamundurnya angkatan perang Mojopahit ke pangkalan Pulau Sembilan dan Teluk Haru (Pangkalan Susu/kuala tempat kekalahan tentara Mojopahit).

Akibat gempuran prajurit elit Panglima Laksamana Katamma, Kerajaan Islam Tamiang dan Pasukan Samudra Pasai. Tetapi pasukan Mojopahit kala itu, masih belum mengakui kekalahan.

Ia akan mengerahkan kembali kekuatan balatentaranya yang bermarkas di Teluk Haru, dan menciptakan rencana barunya dalam usaha merebut Istana Kerajaan Islam Tamiang. 

Patih Gajah Mada merancang strategi dengan melakukan penyerangan ke Tamiang untuk kedua kalinya dan akan membalas dengan berbagai kekuatan sayap militernya.

Yaitu siasat missi rahasia atau menyusuf melalui jalur rahasia serta menghindari dari gempuran pasukan Laksamana Katammana bermarkas di benteng kuta Aron Meubajee, Kuala Peunaga. 

Dalam suasana yang masih girang atau kecewa itu, Patih Gajah Mada, segera mengirim pasukan rahasia atau mata-mata dalam rangka menangkap beberapa nelayan di pantai Kuala Raya.

Tujuannya untuk menelusuri rute-rute darat atau alur-alur sungai dari pesisir pantai untuk menerobos ke pusat pemerintahan Kerajaan Tamiang waktu itu. Dan apabila jika gagal, ia baru pulang ke Mojopahit. 

Baca juga: Toke Seum Buka Pameran Temporer Jejak Sejarah Balee Juang Kota Langsa, Gedung Peninggalan Belanda

Bermula dari Markas Besarnya di Pulau Sembilan dan Teluk Haru, lalu pasukan Mojopahit bergerak dengan armada-armada perang serta prajurit-prajuritnya melalui Alur Barom, Sebakar, Ujung Tamiang (Pusong Cium) dan berangau.

Sebagai jalur khusus akan masuk melalui muara hilir (hulu) ke muara Sungai Tamiang tekadnya akan merebut Istana Raja yang berpusat di Kampung Landoh Durian (Kuala Simpang/Kuta Lintas Atas sekarang). 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved