Berita Langsa
Sungai Kuruk Seruway dan Landoh Durian Sebagai Terusan Pasukan Mojopahit Merebut Istana Tamiang
Sungai Kuruk Seruway dan Landoh Durian Sebagai Terusan Pasukan Mojopahit Merebut Istana Tamiang
Penulis: Zubir | Editor: Muhammad Hadi
Sesampainya armada-armada perang Gajah Mada itu dengan Kota Benua Tamiang, kira-kira 3 km ke hilirnya, yaitu Kampung Derian diturunkannyalah tentara-tentara guna menyerang dari darat dan terjadilan saling senjata dalam peperangan itu.
Selanjutnya Syarifuddin, juga memberikan informasi bahwa di “Kampung Landoh Derian” pusat atau arena pertempuran paling seru waktu itu antara pasukan Islam Kerajaan Tamiang dan pasukan Hindu-Budha pimpinan Patih Gajah Mada.
Kemudian Kampung Landoh Derian ini dikenal sampai sekarang yaitu “Muara Paya Perang atau Mideuen Perang”.
Baca juga: Museum Balee Juang Kota Langsa, Peninggalan Belanda yang Sepi Kunjungan Generasi Muda
Dalam suasana saling laga senjata jenis panah, tombak dan pedang di Kampung Landoh Derian, salah seorang panglima dari Landoh, Panglima Perang Lela Kaum pergi tergesa-gesa menyampaikan kabar pada Raja Muda Sedia di Istana bahwa musuh-musuh telah menyerang pintu Kota Benua.
Namun Raja Muda Sedia, tidak percaya, mungkin karena lagi bermain catur dengan Ratunya dan Puteri Meuga Geuma. Sehingga Istana Tamiang berhasil direbut pasukan Gajah Mada.
Sebagian lainnya di luar Istana di benteng “Blang Bunie” (Bahasa Tamiang: bukit persembunyian), juga reaktif dalam menghadapi dan melawan pasukan Mojopahit, yang berarti pula bahwa benteng-benteng peperangan di sekitar Istana Tamiang.
Masih ada kenangan dari penduduk setempat di lokasi sawah dinamakan “Sawah Paya Perang” dan di lokasi pinggiran sawah juga ada bekas kuburan massal di bukit Landoh Derian. (*)
Baca juga: Lithuania Kirim Rudal Anti-Pesawat ke Ukraina Untuk Hadapi Kemungkinan Invasi Rusia