Kupi Beungoh
Masa Depan Media Cetak: Bezos, The Post dan, Perusahaan Digital Berita (II)
Sama dengan pembaca Serambi Indonesia yang menyebut Serambi saja, pembaca The Washington Post, juga cukup menyebutnya The Post saja.
Tidak hanya di AS, di berbagai negara pun, banyak jutawan yang memiliki media, baik sebagai ladang bisnis profesional, maupun alat politik untuk mempengaruhi kekuasaan.
Di Indonesia saja bagaimana kepemilikan media yang dimiliki oleh para orang kaya berasosiasi dengan politik.
Jutawan sekelas Abu Rizal Bakri, Surya Paloh, dan Hary Tanujaya adalah contoh nyata orang kaya yang memiliki media, baik sebagai ladang bisnis maupun sebagai barang “mainan”.
Seperti yang ditulis oleh Stepahani Danning dalam majalah Forbes (2018), orang boleh saja berspekulasi tentang motif pembelian itu ataupun alasan tersirat dari Bezos sendiri.
Akantetapi dari pengakuannya sendiri, ia menyebut tidak tahu apa apa tentang dunia media.
Ia bahkan menyebutkan tidak ada sebuah “analisa” khusus layaknya langkah mengakusisi sebuah perusahaan.
Yang menjadi sandarannya, tak lebih dari intuisi bisnisnya, tak lebih dari itu.
Ketika Bezos ditanya lebih jauh oleh banyak kalangan ia dengan sederhana menyebutkan bahwa the Post, betapa pun, bukan hanya koran.
The Post adalah lembaga, sebuah penerbitan penting di ibu kota negera adi daya dunia yang juga adalah prestise.
Media sekelas The Post cukup banyak perannya dalam kehidupan AS, terutama dalam keberlanjutan demokrasi.
Naluri bisnis Bezos mulai tampak ketika ia menyebutkan kematian sebagian besar media cetak akibat hadirnya internet tidaklah selesai hanya karena datangnya dunia digital itu.
Ia menyebutkan ada peluang baru yang tak terbatas dengan penerbitan media online yang bahkan dapat merambah ke seluruh penjuru bumi.
Apa yang disebutkan Bezos sebenarnya bukan barang baru, karena memang kecepatan berita via online dari Pameu, Aceh Tengah, Pantai Sibigo, Sinabang, atau kampung Jungke, Permata, di Bener Meriah ke London atau Washington, atau sebaliknya, hanya dalam hitungan detik.
Tidak seperti media cetak, media online tak butuh kertas, biaya cetak, biaya distribusi manual, dan bahkan pengiriman konvensional.
Yang tidak bisa kita bayangkan adalah kreativitas digital apalagi yang akan dikerjakan Bezos yang akan menjadikan “highway uang” bagi the Post di masa yang akan datang.