Kupi Beungoh

Masa Depan Media Cetak: Bezos, The Post dan, Perusahaan Digital Berita (II)

Sama dengan pembaca Serambi Indonesia yang menyebut Serambi saja, pembaca The Washington Post, juga cukup menyebutnya The Post saja.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Handover
Prof Ahmad Human Hamid, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Yang pasti saat ini saja jaringan toko online Amazonnya adalah ladang data terbesar yang merangkum perilaku konsumen AS dan dunia terhadap berbagai produk.

Via Amazon, Bezos tahu semua berbagai ceruk perilaku manusia, dengan melihat perilaku pengeluaran konsumen, jenis barang yang diminati, asal barang, naik turunnya belanja, bahkan sampai kepada psikologi pasar.

Tidak berhenti di situ dengan kekuatan “pasukan algoritmanya” semua informasi itu sebagian besarnya dapat diramu dengan berbagai macam perkembangan dan kemudian dapat ditarnsformasikan menjadi “kimia” pemberitaan dan opini di the Post yang dimilkinya.

Dan hasilnya? Pembaca the Post seakan dapat merasakan koran online itu mengenal mereka dengan baik.

Baca juga: Meski Sudah Mundur dari Amazon, Jeff Bezos Miliki Uang Tunai Setara Ratusan Triliun Rupiah di Bank

Tidak mengherankan, semenjak ia mengambil alih the Post telah terjadi perobahan yang sangat signifikan.

The Post telah berobah menjadi sebuah bengkel besar berita digital dengan banyaknya “insinyur” berita yang cukup canggih.

Jumlah pekerja medianya telah bertambah lebih dari 1.000 orang, lebih dari 2 kali lipat semenjak ia mengambil the Post pada tahun 2013.

Kultur perusahaan telah sepenuhnya bertransformasi dan lebih berfokus kepada organisasi teknologi.

Di tangan Bezos, The Post telah berobah dari dari perusahaan berita digital, menjadi perusahaan digital berita.

Dua nama yang sangat kontradiktif.

Tidak cukup dengan itu ia juga mengembangkan strategi distribusi konten dengan cara bekerjasama dengan berbagai media sosial seperti facebook dan twitter.

Akibatnya jumlah pengunjung laman The Post bertambah luar biasa.

Pada bulan November 2015 pengunjung laman the Post mencapai angka lebih dari 70 juta, melewati raksasa media cetak dunia terbesar, The New York Times yang berada sedikit di bawahnya.

Tidak hanya itu jumlah pelanggan yang hanya beberapa ratus ribu ketika ia mulai, pada tahun 2017 jumlah pelanggan online telah mencapai angka lebih dari 1 juta, dan bahkan saat ini telah mencapai 3 juta juta pembaca.

Apakah the Post sudah mendapatkan laba?

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved