Internasional
Kremlin Siap Bertemu, Jika Memang Dianggap Perlu Untuk Atasi Krisis Ukraina
Pemerintah Rusia siap melakukan pertemuan dengan Amerika Serikat (AS), jika memang dianggap perlu. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Senin (21/2/2022
SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Pemerintah Rusia siap melakukan pertemuan dengan Amerika Serikat (AS), jika memang dianggap perlu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Senin (21/2/2022) mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden dapat bertemu jika dianggap perlu.
Tetapi menekankan masih terlalu dini untuk membicarakan rencana khusus untuk pertemuan puncak itu.
“Pertemuan itu mungkin jika para pemimpin menganggapnya layak,” katanya dalam panggilan konferensi dengan wartawan.
Pertemuan prospektif itu menawarkan harapan baru untuk mencegah invasi Rusia.
Menurut para pejabat AS dapat dimulai kapan saja dengan perkiraan 150.000 tentara Rusia dikumpulkan di dekat Ukraina.
Baca juga: Pemimpin Separatis Pro-Rusia Serukan Mobilisasi Senjata, Pasukan Ukraina Segera Serang Wilayahnya
Menambah kekhawatiran akan serangan yang akan segera terjadi, Rusia dan sekutunya Belarusia mengumumkan memperluas latihan perang besar-besaran di Belarusia.
Belarusia menawarkan jembatan yang nyaman untuk serangan ke ibukota Ukraina, Kievv.
Hanya berjarak 75 kilometer selatan perbatasan dengan Belarus.
Sejak Kamis (17/2/2022) penembakan juga melonjak di sepanjang garis kontak yang tegang.
Antara pasukan Ukraina dan pemberontak separatis yang didukung Rusia di jantung industri timur Ukraina, Donbas.
Tempat, lebih dari 14.000 orang telah tewas sejak konflik meletus pada 2014, tak lama setelah aneksasi Moskow atas Semenanjung Krimea, Ukraina.
Baca juga: Perang Ukraina Semakin Dekat, Jerman Sampai NATO Relokasi Staf Keluar Kiev
Ukraina dan pemberontak saling menyalahkan atas pelanggaran gencatan senjata besar-besaran dengan ratusan ledakan tercatat setiap hari.
Pada Jumat (18/2/202), pejabat separatis mengumumkan evakuasi warga sipil dan mobilisasi militer.
Hal itu untuk menghadapi apa yang mereka gambarkan sebagai serangan Ukraina di daerah pemberontak.
Para pejabat Ukraina telah membantah keras rencana untuk meluncurkan serangan semacam itu.
Sebaliknya, menggambarkan perintah evakuasi sebagai bagian dari provokasi Rusia yang dimaksudkan untuk mengatur panggung untuk invasi.(*)
Baca juga: Uni Eropa Ancam Tutup Pasar Barang dan Teknoologi Rusia, Jika Invansi ke Ukraina