Elpiji
Hiswana Migas Aceh Apresiasi Respons Cepat Pemerintah Aceh Terkait Penyaluran Elpiji 3 Kg
Respon itu, yakni melakukan rapat koordinasi dan membentuk tim pengawas terpadu pada tingkat Provinsi hingga kabupaten/kota se-Aceh.
Penulis: Misran Asri | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Misran Asri | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Hiswana Migas Aceh mengapresiasi respons dan langkah cepat yang ditempuh Pemerintah Aceh melalui Dinas ESDM terkait penyaluran Elpiji 3 Kg.
Respon itu, yakni melakukan rapat koordinasi dan membentuk tim pengawas terpadu pada tingkat Provinsi hingga kabupaten/kota se-Aceh.
Tim pengawas terpadu yang dibentuk.itupun akan melakukan pengawasan secara masif, terutama terhadap penyaluran elpiji bersubsidi 3 kg di seluruh wilayah Aceh.
“Ini langkah cepat dan tepat yang kita nantikan. Kami mengapresiasi cepatnya respons yang diberikan Kadis ESDM Aceh dan kebijakan yang ditempuh terkait pengawasan secara terpadu untuk memastikan penyaluran elpiji 3 kg di Aceh tepat sasaran,” kata Ketua Hiswana Migas Aceh, Nahrawi Noerdin, Minggu (6/3/2022).
• Nelayan Keluhkan Tak Dapat BBM, Hiswana Migas Aceh Akan Terus Monitor
Menurut Toke Awi, sapaan akrab Nahrawi, langkah pengawasan itu sangat penting untuk memastikan agar kelompok masyarakat penerima subsidi gas elpiji 3 kg di Aceh akan mendapatkan harga sesuai harga eceren tertinggi (HET).
Sehingga tidak lagi terdengar adanya kelangkaan gas 3 kg di pasaran.
"Apalagi sebentar lagi kita akan memasuki bulan Suci Ramadhan diikuti Idul Fitri, dimana biasanya akan ada peningkatan permintaan akan elpiji,“ terang Toke Awi.
• Ketua Hiswana Migas Aceh Murka, Nelayan Boat Tep-tep tak Dapat Bahan Bakar
Selanjutnya Nahrawi berharap kiranya langkah dan kebijakan Pemerintah Aceh terkait pengawasan penyaluran barang bersubsidi ini dapat terus dijalankan secara kontinyu dan konsisten agar hasilnya berkesinambungan.
“Kita berharap langkah kebijakan pemerintah dalam pengawasan secara ketat penyaluran barang-barang bersubsidi ini dapat berkesinambungan dan konsisten dijalankan dari waktu ke waktu. Sehingga problem-problem yang dihadapi masyarakat tidak berulang,” kata Nahrawi.
Ia juga menyarankan agar langkah pengawasan serupa juga ditempuh Pemerintah Aceh dalam penyaluran komoditas bersubsidi lainnya di Aceh.
“Selain elpiji 3 kg, ada juga BBM bersubsidi yang penyalurannya perlu diawasi. Karena sama halnya dengan elpiji 3 kg, BBM bersubsidi juga dibagi kuotanya setiap tahun oleh pemerintah pusat untuk setiap provinsi di Indonesia,” ucap Nahrawi.
Menurutnya penyaluran yang tidak tepat juga akan menyebabkan kuota BBM bersubsidi akan habis sebelum akhir tahun yang dapat memicu kelangkaan di SPBU-SPBU.
“Kita hampir selalu mengalami terjadinya kelangkaan BBM bersubsidi setiap menjelang akhir tahun, karena kuota yang lebih cepat habis akibat penyaluran yang tidak tepat sasaran. Jadi ini juga perlu diantisipasi” paparnya.
Ketika ditanyakan langkah strategis dan tepat untuk mengendalikan penggunaan BBM bersubsidi, sehingga tepat sasaran, Nahrawi menjelaskan bahwa selain dibutuhkan kesadaran kolektif dari masyarakat pengguna BBM, pengawasan dan kebijakan pemerintah yang inovatif sangat dibutuhkan.