Berita Banda Aceh
Kasad Beri Keringanan untuk Santri Dalam Perekrutan Calon TNI-AD
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Dudung Abdurachman SE MM, bahkan memberi keringanan bagi santri dan lintas agama yang mendaftar
BANDA ACEH - Mulai tahun ini, perekrutan prajurit TNI-AD diperluas dengan membuka jalur santri dan lintas agama.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Dudung Abdurachman SE MM, bahkan memberi keringanan bagi santri dan lintas agama yang mendaftar sebagai calon anggota TNI-AD.
"Khusus santri dan lintas agama lainnya akan ada kekhususan, ada toleransi," kata Kasad Dudung seusai mengunjungi Dayah Darul Ihsan Abu Krueng Kalee, di Gampong Siem, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Kamis (10/3/2022).
Kedatangan jenderal bintang empat ini disambut Pimpinan Dayah, Tgk Muhammad Faisal, bersama Ketua Yayasan, Tgk Musannif, dengan iringan shalawat Badar oleh santri setempat.
Kasad Dudung juga dikalungkan kain serban dan peci oleh pimpinan dayah.

Adapun toleransi yang dimaksud Kasad adalah memberikan keringanan kepada santri.
"Toleransi itu misalnya tinggi badan 160, ya ia tingginya 159 sekian, boleh lah dari santri.
Kemudian, fisiknya kurang, larinya kurang, nggak apa-apa dari santri," ungkapnya.
"Yang penting, ilmu agama dan akhlaknya yang baik.
Ini yang akan kita rekrut karena nanti menjadi garda terdepan sebagai corong TNI di masyarakat dan ini nanti sasarannya adalah TNI-AD harus mencintai rakyatnya," tambah Kasad.
Karena itu, salah satu tujuan kehadiran mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) ke Dayah Darul Ihsan adalah untuk menyampaikan perihal dimaksud, mengingat saat ini sedang dibuka rekrutmen calon prajurit TNI-AD.
Baca juga: Kunker ke Aceh, Kasad dan Istri Dapat Gelar Adat Sri Lila Meukuta Abdurachman dan Cut Nyak Rahma
Baca juga: Kabar Gembira, Kasad Dudung Permudah Santri Masuk TNI-AD, Beri Toleransi dan Syarat Khusus
Selama ini, sosialisasi rekrutmen jalur santri dan lintas agama juga gencar dilakukan prajurit Kodim hingga Babinsa dengan mendatangi dayah-dayah yang ada di wailayah masing-masing.
Sehingga, diharapkan informasi ini tersampaikan ke warga dayah.
"Memang saya sampaikan kepada seluruh jajaran TNI-AD, di samping ada program rekrutmen prajurit baik tantama dan bintara dari jalur reguler serta bintara khusus, ada juga rekrutmen khusus santri dan lintas agama.
Jadi, tidak serta merta agama Islam saja, tapi agama lain pun kita rekrut secara khusus," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Kasad Dudung menyampaikan latar belakang dirinya membuka jalur santri dan lintas agama.
Selain karena ia pernah mondok di pesantren, Dudung ingin prajurit TNI-AD memiliki akhlak dan sikap yang baik dalam masyarakat.
"Saya sampaikan kenapa saya merekrut dari santri, satu sisi saya pernah nyantri juga.
Kedua dalam agama Islam diajarkan tentang akidah, syariah, dan akhlak.
Ya minimalnya kalau dari santri akhlaknya terjaga.
Akhlak terjaga otomatis mentalnya juga pasti baik," jelas Dudung.
"Ke depan saya ingin prajurit-prajurit saya berakhlak mulia dan baik, meniru akhlaknya Rasulullah SAW.
Kalau baik akhlaknya maka prajurit TNI-AD juga akan menunjukkan sikap dan sifat yang baik kepada masyarakat," tambah Kasad.
Baca juga: Beri Kuliah Umum di Universitas Syiah Kuala, Kasad Dudung Terima Kupiah Meukeutop dan Rencong
"Karena TNI berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, maka santri setelah menjadi TNI sangat berguna bagi rakyat, baik dengan memberi contoh perilaku yang baik, tentunya bisa membantu, peduli sesama, dan bisa menolong rakyatnya," pesannya.
Tak ada kuota khusus
Dalam kesempatan yang sama, Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman juga menyampaikan bahwa dalam perekrutan calon prajurit TNI-AD dari jalur santri dan lintas agama lainnya untuk tahun ini hanya diterima 250 orang dari seluruh Indonesia.
"Jadi begini, tadi saya sampaikan bahwa untuk satu tahun anggaran ini ada 250 orang.
Tadi saya sampaikan kepada Aspers, nanti semaksimal mungkin.
Jadi, tidak ada kuota khusus.
Nanti kalau misalnya banyak, nanti dididiknya di Aceh, di Rindam," ujar Jenderal Dudung.
Namun, sambung Kasad, dalam perekrutan pihaknya akan mengacu pada ketersediaan anggaran.
Misalnya, sebut dia, yang memenuhi syarat 1.000 santri di seluruh Indonesia, tapi anggaran yang tersedia hanya untuk 500 orang, maka pihaknya akan menerima sesuai anggaran yang ada.
"Namun kita lihat anggarannya dulu, kalau anggarannya terbatas hanya untuk 500 orang kita ikuti, karena yang menentukan anggaran bukan dari Angkatan Darat tapi Kementerian Pertahanan.
Nah, bagi yang belum (lewat) itu (bisa mendaftar) tahun depan," demikian Kasad Dudung.
Dayah sambut baik
Ketua Yayasan Dayah Darul Ihsan Abu Krueng Kalee, Tgk Musannif, menyambut baik gagasan Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang membuka kuota jalur santri dalam penerimaan calon prajurit TNI-AD.
Baca juga: Kasad Dudung Abdurachman Kunker ke Aceh, Ini Rangkaian Kegiatannya
"Alhamdulillah, kami bersyukur kepada Allah karena beliau selaku Kepala Staf Angkatan Darat berpikir untuk merekrut TNI dari santri.
Seperti harapan beliau, kita menginginkan TNI ke depan berakhlak mulia," ujarnya usai menerima kunjungan Kasad ke dayah itu.
Musannif menyakini, TNI yang berasal dari kalangan santri sedikit banyaknya memiliki akhlak yang baik.
Karena itu, Musannif yang juga politikus PPP ini sangat mendukung program perekrutan calon prajurit TNI-AD dari jalur santri dan lintas agama lainnya.
"Tentu kalau berasal dari santri, sedikit banyak akhlaknya sudah terjaga selama mereka mondok.
Jangan seperti kebanyakan di masa-masa lalu, kadang-kadang yang masuk TNI itu, kalau dalam satu keluarga ada yang bandel, biasa yang bandel itu masuk TNI," ungkap dia.
Dalam pertemuan dengan Kasad Dudung, Musannif sudah meminta agar kuota untuk Aceh diperbesar dari daerah lain.
"Tadi kami minta kuota tambahan walau beliau belum bisa sepenuhnya memenuhi," terang mantan anggota DPRA ini.
Musannif menyebutkan, saat ini Dayah Darul Ihsan Abu Krueng Kalee sudah mengirim 30 santrinya untuk dilatih fisik di Kodam IM meskipun belum mendaftar.
Namun, soal berapa jumlah santri se-Aceh yang sedang dibina oleh Kodam IM, Musannif mengaku tidak mengetahuinya.
Hadiri Serbuan Vaksin dan Sampaikan Kuliah Umum
Sebelum mengunjungi Dayah Darul Ihsan, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Dudung Abdurachman SE MM, juga menghadiri serangkaian kegiatan lain.
Baca juga: Panglima TNI dan Kasad Kirim Karangan Bunga Untuk Sertu Anumerta Putra Rahaldi di Simeulue
Seperti kunjungan ke Yonif Raider 112/Dharma Jaya dan menjadi pembicara pada kuliah umum di Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
Saat datang ke USK kemarin, Kasad disambut oleh sivitas akademika kampus tersebut.
Kuliah umum dengan tema "Persatuan dan Kebhinekaan Nusantara" disampaikan Kasad di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh.
Menurutnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kini sudah menjadikan dunia tanpa batas.
Hal ini berpengaruh langsung terhadap pola bernegara, termasuk perubahan masyarakat dunia pada tataran global.
Sehingga yang terjadi belahan dunia tertentu bisa menjadi penggerak bagi yang lain begitu cepat.
"Terbukanya jaringan internet juga diiringi dengan berkembangnya berita bohong dengan menggunakan platfom media, mempengaruhi opini masyarakat yang digunakan untuk kepetingan kelompok.
Ini tentu menganggu nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa," jelas Jenderal Dudung Abdurachman.
Saat ini butuh ketelitian ekstra, sebab ada di era dimana kebohongan menjadi kebenaran, dengan memainkan emosi dan perasaan.
Hal tersebut pada akhirnya mudah sekali terjadi konflik SARA.
Indeks kerentanan 2021 terjadi konflik di banyak negara, Indonesia menduduki peringkat 99 dari 179 Negara.
"Bangsa Indonesia punya nilai-nilai pemersatu bangsa.
Nilai tersebut merupakan nilai dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yang digunakan pada saat bangsa menghadapi musuh bersama," ucapnya.
“Nilai-nilai tersebut seperti sejak 660 tahun lalu nenek moyang kita sudah menghargai perbedaan, kemudian di tengah masyarakat kebersamaan dan gotong royong, serta optimisme dan percaya diri,” timpalnya.
Tak lupa, Jenderal Dudung Abdurachman mengatakan, nilai-nilai bangsa Indonesia harus dipahami sebagai wawasan kebangsaan.
Nilai tersebut mengkristal dalam Pancasila, sebagai nilai ke-Indonesia-an sekaligus pendorong cita-cita proklamasi.
Sementara itu, Rektor USK, Prof Dr Ir Marwan IPU, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kuliah umum itu sangat penting untuk memaknai kembali keberagaman sebagai bangsa.
“Apakah selama ini kita sudah benar-benar menjadi contoh yang baik dalam mendukung persatuan, atau malah sebaliknya.
Kita masih keliru dalam memaknai semua perbedaan, sehingga sikap dan perilaku kita justru berpotensi merusak persatuan bangsa yang sudah terjalin," ucap Prof Marwan.
Untuk itu, Rektor berharap, kuliah umum tersebut dapat semakin membuka wawasan semua pihak akan tentang pentingnya pendidikan.
Sebab, untuk membangun negara, semangat saja tidak cukup.
Tapi harus dibekali dengan ilmu pengetahuan.
Sehingga apapun peran setiap orang tetap mampu memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.
"Dan kami sangat mengapresiasi, karena sikap seperti ini ternyata sudah dicontohkan oleh Bapak Kasad.
Sebab, sepertikita ketahui bahwa meskipun beliau saat ini sudah menjadi seorang Jenderal dan memiliki jabatan yang tinggi, namun semangatnya untuk menuntut ilmu tidaklah berhenti," puji Rektor seraya menyatakan di tengah kesibukannya, Jenderal Dudung masih bisa meluangkan waktu untuk menempuh program doktoral pada Jurusan Manajemen Strategis di Universitas Trisakti, Jakarta.
Di hapadan Kasad, Rektor menyampaikan bahwa USK sudah menjadi contoh miniatur bagaimana keberagaman dapat terawat dengan baik di kampus.
USK memiliki mahasiswa yang berasal dari hampir seluruh nusantara.
Sebagian dari mereka adalah para mahasiswa penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADiK).
Rektor mengatakan, kampus ini telah membuktikan bahwa keberagaman itu bukanlah hambatan.
Tapi kekuatan bagi bangsa ini untuk menuju bangsa yang besar," pungkas Prof Marwan seperti disampaikan Koordinator Humas USK, Ferizal Hasan SE, kemarin.
Untuk diketahui, Kasad Dudung Abdurachman melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Aceh selama dua hari, Kamis dan Jumat (10-11/3/2022).
Ini adalah kunjungan kerja pertama Kasad Dudung Abdurachman ke Tanah Rencong setelah dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (17/11/2021) lalu.
Kedatangan Kasad disambut Gubernur Aceh, Ir H Nova Iriansyah MT, beserta istri, Dyah Erti Idawati, Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al-Haythar, serta Pangdam IM Mayjen TNI Mohamad Hasan, didampingi Ketua Persit KCK Daerah Iskandar Muda, Ny Ririx Hasan.
Selain itu, Ketua DPRA, Dahlan Jamaluddin SIP, Kajati Aceh, Bambang Bachtiar SH MH, Wakapolda Aceh, Brigjen Pol Agus Kurniady Sutisna, Danlanud SIM, Kol PnB Henri Ahmad Badawi, serta sejumlah pejabat lainnya.
Dalam kunkernya ke Aceh, Kasad ditemani istri yang juga Ketua Umum Persatuan Istri Tentara (Persit) Kartika Chandra Kirana, Ny Rahma Dudung Abdurachman.
Setiba di Aceh, Kasad dan istri dianugerahi gelar adat Aceh yaitu Sri Lila Meukuta Abdurachman dan Cut Nyak Rahma oleh Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al-Haytar.
Gelar Sri Lila Meukuta Abdurachman diartikan sebagai lelaki penuh kasih yang berkedudukan tinggi memiliki kuasa penuh dalam membina Angkatan Darat.
Sementara, gelar Cut Nyak Rahma artinya memiliki banyak keberkahan dan mempunyai makna seorang yang setia.
Hari ini, Jumat (11/3/2022), Kasad Dudung meninjau serbuan vaksinasi di Lapangan Blangpadang.
Lalu, memberi pengarahan Dansat dan Persit jajaran Kodam IM, silaturahmi dengan ulama dan tokoh masyarakat Aceh di Makodam Iskandar Muda (IM), serta diakhiri dengan shalat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh sebelum kembali ke Jakarta. (mas/jal)
Baca juga: Ditunjuk Jadi Kasad, Jenderal Dudung Bantah Jadi Anak Emas Jokowi dan Megawati
Baca juga: Empat Jenderal Bintang Tiga Berebut Posisi KASAD