Jurnalisme Warga
Serunya Lewat Jalan Tol Sibanceh
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh infrastrukur/prasarana yang memadai sebagai penunjang berbagai kegiatan
Jalan Tol ini diharapkan mampu mempermudah akses distribusi logistik dan mobilitas orang.
Pada awal Maret 2021, saya sekeluarga ingin sekali melewati jalan Tol Sibanceh dari Banda Aceh.
Sebelum niat itu terlaksana kami cari beberapa referensi terlebih dahulu melalui beberapa teman yang sudah melintas di sana.
Ada rasa ragu, bagaimana situasi dan kondisinya, samakah dengan jalan tol di daerah lain? Kami teguhkan hati seraya berdoa, akhirnya petualang ini kami mulai.
Diawali dari jalan Darussalam ke Blangbintang melalui kawasan Lanud Aceh, kami masuki gerbang Tol Blangbintang menuju Indrapuri.
Dengan menempelkan kartu tol, pintu pun terbuka, informasi saldo kartu terbaca di media yang tersedia.
Tarif tol yang tertera di papan terbagi lima golongan kendaraan, asal dari Blangbintang menuju Indrapuri, kendaraan kami masuk dalam kategori I dengan tarif Rp16.000, golongan II dan III Rp25.000, golongan IV dan V Rp32.000.
Baca juga: Pembangunan Ruas Tol Sibanceh Dipacu, Seksi 2, 5 dan 6 Ditargetkan Siap Akhir 2021
Penetapan tarif ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 198/KTPS/M/2021.
Kami pun melaju dengan kecepatan biasa dan mulai memanfaatkan kesempatan menggunakan kecepatan perlahan 60 dan akhirnya 100 km/jam, bahkan terkadang lebih.
Rambu batas kecepatan jelas terpasang di kedua sisi jalan, begitu juga beberapa peringatan penting tentang penggunaan jalan ruas tol.
Pengalaman pertama melewati jalan tol ini sedikit menegangkan karena belum mengenal kondisi atau medannya.
Saat beberapa kilometer telah kami lewati, di sisi jalan tampak mobil derek.
Ini fasilitas yang disediakan sebagai antisipasi bila terjadi kerusakan atau kecelakaan pada saat melintasi jalan tol.
Di sisi jalan ada juga pagar pembatas agar hewan liar tidak memasuki jalan tol.
Kami tidak dapat menikmati perjalanan dengan nyaman karena belum terbiasa, masih harus membaca rambu-rambu yang ada.