Jurnalisme Warga
Serunya Lewat Jalan Tol Sibanceh
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh infrastrukur/prasarana yang memadai sebagai penunjang berbagai kegiatan
Namun, tanpa terasa akhirnya kami tiba di gerbang tol Indrapuri, kemudian ditempelkan kartu dan portal pintu ke luar pun terbuka, saldo kartu terpotong sesuai tarif yang telah ditentukan Rp16.000.
Beberapa minggu lalu, kami ke Banda Aceh dan sengaja pilih melalui Jalan Tol Indrapuri–BlangBintang.
Perjalanan ini sudah kami rencanakan beberapa waktu sebelumnya, sehingga lebih siap dan tidak ada beban.
Baca juga: Pembebasan Tol Sibanceh 3,43% Lagi, Ditargetkan Tuntas Akhir Tahun Ini
Sebagaimana biasa masuk gerbang tol, kami menempelkan kartu dan portal pintu masuk pun terbuka.
Petualangan seru kami mulai dengan kecepatan 60 perlahan naik dan akhirnya 100 km/jam.
Tanpa sadar sopir yang mengemudikan kendaraan kami telah menambah kecepatan di atas 120 km/jam.
Saya yang duduk di bangku belakang segera menepuk bahunya agar membaca rambu bahwa kecepatan maksimal yang dibolehkan hanya 100 lm/jam serta tidak boleh menggunakan bahu jalan dan tidak boleh menggunakan jalur kanan, kecuali untuk mendahului.
Pada saat kecepatan kendaraan berada di 100 km, tiba-tiba di hadapan kami ada seekor anjing yang melintas.
Hampir saja sang sopir tak mampu mengendalikan kendaraannya karena menekan rem secara tiba-tiba.
Kami yang duduk di belakang semua terhentak ke depan, untung tidak ada yang terluka, tapi jantung sempat berdetak kencang.
Anak saya yang bungsu terlihat pucat karena syok dan kami menenangkannya.
Semuanya berzikir dan akhirnya jalan perlahan.
Sesuai petunjuk, sang sopir menyesuaikan kecepatan yang minimal yaitu 60 km/jam.
Dalam situasi yang masih sedikit panik, kami mencari tempat istirahat atau rest area, tapi ternyata belum dibangun.
Yang ada baru lahan dan rambu penujuk arah saja.
Baca juga: Rekanan Jalan Tol Sibanceh PT Adhi Karya Salur Sembako untuk Warga Dua Gampong di Aceh Besar