Internasional
Jadi Tahanan Ukraina, Pasukan Rusia Enggan Pulang, Khawatir Dieksekusi Oleh Rekannya Sendiri
Pasukan Rusia yang ditangkap dan menjadi tahanan tentara Ukraina mengaku tidak mau pulang ke negaranya.
Mereka juga tampak kekurangan makanan dan peralatan.
Banyak yang mengatakan, mereka adalah wajib militer dan hanya ingin pulang.
Baca juga: Ukraina Digempur Rusia, Taiwan Kini Pelajari Perang Ukraina Siap-siap Jika Diserang China
Beberapa telah direkam menangis di telepon saat berbicara dengan ibu mereka di Rusia.
Hingga Rabu (9/3/2022) malam, Kremlin bersikeras, mereka hanya mengerahkan tentara profesional ke Ukraina.
Setelah tekanan berkelanjutan, Kementerian Pertahanan Rusia mengakui mereka telah menggunakan wajib militer di
Ukraina .
Tapi, taktik merekam wajib militer Rusia yang mengalami demoralisasi telah dipuji sebagai efektif.
Tetapi, Komite Internasional Palang Merah mengatakan itu melanggar Konvensi Jenewa.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Palang Merah Internasional mengatakan:
"Undang-undang menyatakan mereka harus dilindungi."
"Termasuk dari tindakan kekerasan, intimidasi dan perlakuan buruk."
"Mereka juga harus diperlakukan dengan bermartabat dan tidak diekspos ke publik, seperti gambar yang beredar di
media sosial selama ini."(*)
Seorang tentara Rusia yang ditangkap menangis saat berbicara dengan ibunya dalam konferensi pers di Kiev,
Ukraina.(*)
Baca juga: Senator AS, Madison Cawthorn Sebut Presiden Ukraina Sebagai Preman dan Sangat Jahat