Breaking News

Berita Banda Aceh

‘Meunyoe Hana JKA, Jak Rajah’

Wacana Pemerintah Aceh bersama DPRA untuk menghentikan pembayaran premi kesehatan 2,2 juta masyarakat Aceh yang selama ini

Editor: bakri
SERAMBINEWS.COM/BUDI FATRIA
Zakaria Saman (Apa Karya) 

Puleh han puleh hana paduli, keu ie kupi limong ploh rupia.

Nyan keuh meunan dirajah," ucapnya.

Apa Karya mengatakan, program JKA sangat bermanfaat bagi masyarakat Aceh.

Ia sendiri selama ini menyaksikan secara langsung bagaimana penderitaan masyarakat Aceh, terutama saat harus berobat ke rumah sakit.

"JKA nyan chit nyawoeng ureung Aceh (JKA itu nyawa bagi masyarakat Aceh)," katanya.

Baca juga: Nurzahri Serang Balik MTA Terkait Premi JKA yang Dialihkan untuk Pokir Dewan: Itu Menyesatkan

"Di Aceh nyoe, dikap le rimueng payah tapeubloe umeung, baro jeut tajak meuubat.

Nyan dum sedih ureung Aceh.

Nyoe JKA ka dihapus, berarti malapetaka paleng rayeuk bagi masyarakat Aceh (Di Aceh, jika digigit harimau, jual sawah baru bisa berobat.

Begitu sedihnya masyarakat Aceh.

Jika JKA dihapus berarti malapetakan bagi masyarakat Aceh)," sambung Apa Karya.

Oleh karena itu, Apa Karya meminta Pemerintah Pusat terutama kepada Presiden RI, Joko Widodo dan Menteri Kesehatan, untuk memberi perhatian terkait program JKA yang sudah berlangsung lama di Aceh.

"Loen mohon bak Presiden dan Menteri Kesehatan dan DPR RI tulong bantu Aceh nyoe (Saya mohon kepada Presiden dan Menteri kesehatan dan DPR RI, tolong bantu Aceh)," ujarnya.

Ditanya mengapa Apa Karya tidak langsung menyampaikan hal itu kepada Pemerintah Aceh atau DPRA, kedua pihak yang telah sepakat untuk menghentikan pembayaran iuran JKA? Menjawab hal itu, Apa mengatakan bahwa tak ada gunanya menyampaikan hal itu kepada pejabat di Aceh, karena seperti meminta dedak pada burung pipit.

"Loen han loen telepon ureun nyan, karena tatelepon petinggi Aceh nyan saban lagei talakei lhok bak tulo.

Jadi talakei bak menteri kesehatan dan bak DPR RI, menyoe ka dipeh palei ideh kiban hana dijok (Saya tidak telepon mereka, karena kita telepon pejabat tinggi Aceh seperti meminta dedak sama burung pipit.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved