Tepung Terigu
Dampak Perang, Penjual Mulai Khawatir Pasokan Tepung Terigu, Kadis Perindag: Sudah Dilapor ke Mendag
Kalau lintasan jalur perdagangan gandum dunia terganggu, kata Aldy, akan memberikan dampak dan mempengaruhi suplai dan stok, serta harga tepung terigu
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kalangan pedagang grosir tepung terigu di Aceh Besar dan Banda Aceh, memasuki minggu keempat Maret 2022 ini, mulai mengkhawatir suplai tepung terigu dari Medan ke Aceh, tidak akan lancar lagi, sehubungan dengan ancaman Rusia memblokir jalur ekspor gandum dari Ukraina ke sejumlah negra termasuk Indonesia.
“Ukraina, salah satu negara eksportir gandum/tepung terigu terbesar ke Indonesia, selain Turki, Srilangka dan negara lainnya. Kalau ekpsor gandum Ukraina tergangu dan terhenti akibat perang dengan Rusia, tepung terigu bisa langka di pasaran dan harganya akan melonjak,” kata Aldy kepada Serambinews,com, di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar Selasa (22/3/2022).
Ukraina, kata Aldy, salah satu produsen dan negara eksportir gandum terbesar dunia, termasuk ke Indonesia. Negara itu, saat ini sedang diinvansi oleh negara Rusia, sehingga kegiatan ekspor biji gandumnya ke berbagai negara, termasuk Indonesia, akan tergangggu dan stop sementara, sampai perangnya berhenti.
Kalau lintasan jalur perdagangan gandum dunia terganggu, kata Aldy, akan memberikan dampak dan mempengaruhi suplai dan stok, serta harga tepung terigu akan bergerak naik.
• Jelang Ramadhan, Harga Tepung Terigu dan Gula Pasir Naik, Migor Curah Juga Ikutan Melonjak
Sampai minggu keempat bulan Maret ini, sebut Aldy, harga tepung terigu masih tetap stabil. Misalnya tepung terigu merek dragon dilepas dengan harga Rp 195.000sak (25 Kg) dan falcon Rp 210.000/sak (25/Kg, sedangkan segitiga biru Rp 220.000/sak (25 Kg).
Harga eceran tepung terigu di tingkat pengecer saat ini berkisar Rp 10.000 – Rp 12.000/Kg.
Memasuki minggu pertama bulan April, yang merupakan minggu pertama puasa Ramadhan 1443 H, menurut Aldy, permintaan tepung terigu di berbagai daerah akan meningkat sekitar 30 – 40 persen, dari kondisi normalnya.
Kenaikan permintaan tepung terigu itu, karena pada sore hari menjelang berbuka puasa, banyak pedagang kue basah akan menjual dagangan kue dan roti, serta mi untuk menu buka puasa masyarakat.
“Jadi wajar permintaan tepung terigu, yang merupakan bahan baku berbagai macam jenis kue basah, roti dan mi akan naik,” ujar Aldy.
• Warga Beralih ke Minyak Goreng Curah, Harga Terigu dan Gula Naik
Sebagai pedagang grosir tepung terigu, kata Aldy, dirinya berharap, suplai tepung terigu pada bulan puasa tetap lancar, sehingga harganya bisa stabil.
Begitu juga gula pasir, beras ketan. Beras ketan dan gula pasir kita masih mengimpor dari Thailand. Kedua komoditi ini sejak minggu ketiga bulan Maret, harganya terus bergerak naik.
Beras ketan harganya kini sudah mencpai Rp 400.000/sak dari sebelumnya Rp 360.000/sak (25 Kg) dan gula pasir Rp 685.00/sak (50 Kg, dari sebelumnya Rp 665.000/sak.
Permintaan gula pasir dan beras ketan, jelang puasa dan pada bulan puasa nanti, terus meningkat, sama seperti tepung terigu, untuk dijadikan berbgai bahan panganan berbuka puasa.
Indonesia, kata Aldy, sebagai negara agraris, tapi masih banyak komoditi pertanian yang sangat dibutuhkan masyarakatanya, harus diimpor dari luar negeri, termasuk kedelai.