Tepung Terigu
Dampak Perang, Penjual Mulai Khawatir Pasokan Tepung Terigu, Kadis Perindag: Sudah Dilapor ke Mendag
Kalau lintasan jalur perdagangan gandum dunia terganggu, kata Aldy, akan memberikan dampak dan mempengaruhi suplai dan stok, serta harga tepung terigu
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Pada masa Orde Baru, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, negeri ini pernah swasembada kedelai. Tapi setelah harga kedelai di luar negeri murah, program pengembangan tanaman kedelai tidak lagi dijadikan program prioritas nasional, dengan berbagai alasan.
Antara lain, produktivitasnya rendah dan harganya juga rendah, sehingga petani kurang berminat menanam kacang kedelai.
Setelah harga kacang kedelai saat ini, terus bergerak naik mencapai Rp 610.000/sak (50 Kg), atau ecerannya sudah naik menjadi Rp 12.200/Kg, dari sebelumnya hanya Rp 6.000/Kg, program pengembangan tanaman kedelai belum juga diintensifkan, seperti tanaman padi, ada Program IP 300 dan IP 400, begitu juga tanaman jagungnya.
Kadisperindag Aceh, Mohd Tanwier yang dimintai tanggapannya terkait kekhawatiran suplai tepung terigu dari Medan ke Aceh, dampak invasi Rusia ke Ukraina mengatakan, kekhawatiran para pedagang terhadap suplai tepung terigu dan stoknya dari Medan ke Aceh.
"Sudah kita laporkan kepada Kementerian Perdagngan di Jakarta. Pihak Kementerian Perdagangan menyatakan, stoknya masih aman dan cukup di Pulau Jawa dan Sumatera, untuk memenuhi kebutuhan bulan Puasa dan Idhul Fitri 1443 Hijjriah," ujarnya.
Mohd Tanwier mengatakan, Ukraina merupakan salah satu negara ekspoprti biji gandum dan tepung terigu terbesar ke Indonesia, selain Turki dan Srilangka dan beberapa negara lainnya.
Volume ekspor tepung terigu dari tiga negara itu ke Indonesia mencapai 95 persen dari kebutuhan nasional. Namun begitu, pemerintah sudah memikirkan dampak dari gangguan dari jalur ekspor gandum dari Ukraina ke Indonesia, akibat perang dengan Rusia.
Kemendag, kata Mohd Tanwier, sudah mencari solusi terbaik untuk memasok biji fandum dan tepung terigu dari negara lain, untuk menggantikan posisi Ukraina yang sedang dilanda perang dengan Rusia.
Tidak hanya terigu, kata Kadisperindag Aceh itu, komoditi kebutuhan pokok lain yang stoknya sudah menipis di berbgai daerah, akan dipasok dari luar negeri, seperti gula pasir, beras ketan, kacang kedelai dan lainnya, agara hatrga jualnya dalam puasa nanti tetap stabil.
“Untuk minyak goreng curah, besok ada pasokan baru lagi dari penyalur minyak goreng curah dari PPI dan mitra kerjanya sekitar 20 – 60 ton, untuk menambah stok minyak goreng curah yang telah menipis disejumlah pedagngang grosir yang ada di Banda Aceh, Aceh Besar dan daerah lainya,”ujar Tanwier.(*)