Breaking News

Internasional

Pengungsi Suriah Kembali Hadapi Perang, Cari Kehidupan Lebih Baik di Rusia, Kembali Diterpa Perang

Para pengungsi Suriah yang lari ke Rusia untuk mencari kehidupan lebih baik, ternyata kembali menghadapi dampak perang.

Editor: M Nur Pakar
Médecins Sans Frontières
Ribuan pengungsi Suriah melakukan perjalanan panjang menuju perbatasan Irak untuk mencari tempat yang lebih aman demi menghindari kecamuk perang di negaranya. 

SERAMBINEWS.COM DUBAI - Para pengungsi Suriah yang lari ke Rusia untuk mencari kehidupan lebih baik, ternyata kembali menghadapi dampak perang.

Jika di Suriah, menghadapi pertempuran langsung dengan pemberontak, di Rusia, dampak dari perang itu sendiri.

Saat ini, Rusia menggempur habis-habisan Ukraian dan AS bersama Barat betindak, memberi sanksi keras ke Rusia.

Seperti kisah Samy, yang mengemasi tasnya dan berangkat ke Rusia pada 2018.

Dia yakin hari-hari yang lebih baik sudah menanti.

Kota asalnya, Damaskus, sedang terpuruk, dilumpuhkan oleh hampir satu dekade perang.

Baca juga: Jet Tempur Israel Rudal Pos Militer Suriah di Damaskus. Dua Warga Sipil Tewas

Bahkan, di puncak krisis ekonomi terburuk lebih dari satu abad.

Ada beberapa kesempatan berharga baginya dan pemuda Suriah lainnya.

Beremigrasi tampaknya merupakan pilihan terbaik, seperti dilansir AP, Selasa (23/3/20220.

Pesona Moskow memberi isyarat.

Samy, yang hanya memberikan nama depannya, telah melihat keangkuhan tentara Rusia di Suriah.

Bahkan, mendengar cerita tentang kehidupan yang mereka miliki di rumah.

Baca juga: Pencari Suaka Rusia Ditolak Masuk AS, Pengungsi Ukraina Diizinkan Lintasi Perbatasan Meksiko

Dia juga telah melihat secara langsung bagaimana tentara Presiden Rusia Vladimir Putin membantu mengamankan posisi Bashar Assad, penguasa Suriah yang keluarganya tetap setia.

Moskow aman, atau begitulah pikirnya, dan untuk sementara itu, tempat perlindungan di mana dia bisa menabung dan mengirim uang ke rumah.

Kemudian datanglah perang di Ukraina.

Selama dua minggu terakhir, dunia Samy dan kehidupan warga Suriah lainnya seperti dia yang percaya telah menemukan tempat yang aman untuk memulai, kembali tercabik-cabik.

Ketika nilai rubel runtuh, tabungannya hilang dan, dengan hampir setiap sektor ekonomi terjepit, pekerjaannya segera berada dalam bahaya.

Rezim sanksi global yang belum pernah terjadi sebelumnya telah melumpuhkan ekonomi Rusia.

Baca juga: Menteri Luar Negeri Turki Klaim, Rusia dan Ukraina Akan Segera Mencapai Kesepakatan Damai

Menutup ekspor minyak, gandum dan komoditas, memaksa penarikan perusahaan-perusahaan Barat.

Bahkan, mengisolasi negara itu dari sistem keuangan global, dan mengirim mata uangnya jatuh bebas.

Para ekonom memproyeksikan Rusia akan gagal bayar dalam waktu dua bulan, karena jalur kredit dan ekonomi itu sendiri terhenti.

Pendukung keuangan Kremlin, para oligarksi menjadi target sanksi AS dan Uni Eropa.

Para oligarki Rusia yang miliki pesawat atau kapal pesiar mewah bernilai triliunan rupiah telah disita oleh sejumlah negara Eropa.

Lainnya, harus lari ke wilayah Mediterania, tempat di luar cengkeraman Uni Eropa untuk menyita aset mereka, sekaligus sebagai tempat liburan mereka.(*)

Baca juga: Pentagon Menyebut Rusia Merekrut Tentara Bayaran Suriah, Dikirim ke Ukraina

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved