Dunia Usaha
Pemerintah Dorong Lahir Eksportir Baru di Aceh Melalui Program CPNE
LPEI/Indonesia Eximbank merupakan suatu lembaga pembiayaan khusus yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Undang-undang Nomor 2
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Mawaddatul Husna I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai salah satu Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan secara resmi membuka Program CPNE (Coaching Program for New Exporter) bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Aceh, di Gedung Keuangan Negara Banda Aceh, Jalan TGK Cik Ditiro, Banda Aceh dan merupakan Program CPNE pertama ditahun 2022, Senin (28/3/2022).
CPNE merupakan program yang disiapkan dengan durasi sekitar satu tahun melalui tahapan seleksi pelaku UKM berorientasi ekspor, yang ingin berkembang menjadi cikal bakal eksportir Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung melalui serangkaian tahapan-tahapan tertentu untuk menghasilkan UKM yang unggul dan dapat bersaing di pasar global.
• Pemerintah Genjot UMKM Hasilkan Produk Ekspor, Jerry: Salah Satu Intrumen dan Pilar dari Ekonomi
LPEI/Indonesia Eximbank merupakan suatu lembaga pembiayaan khusus yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia yang menyelenggaraan pembiayaan, penjaminan dan atau asuransi, jasa konsultasi dan kegiatan lain yang menunjang kegiatan ekspor Indonesia.
Dalam upaya mendukung program pemerintah untuk memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), LPEI berupaya secara konsisten meningkatkan layanan kepada dunia usaha berorientasi ekspor, antara lain dengan memberikan capacity building kepada para pelaku UKM berorientasi ekspor dengan berkolaborasi baik dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Provinsi, akademisi, dan praktisi ekspor.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Aceh, Syukriah HG menyampaikan bahwa Kanwil DJKN Aceh berkomitmen menghadirkan secara langsung salah satu SMV di bawah pembinaan DJKN yaitu LPEI.
“Mudah-mudahan langkah awal ini menjadi langkah untuk menentukan kemajuan peningkatan perekonomian masyarakat Aceh,” kata Syukriah.
• Ragam Rempah Dipamerkan di Museum Aceh, Komoditas Ekspor di Era Kesultanan Tempo Dulu
Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI, Chesna F Anwar menyampaikan bahwa Aceh merupakan salah satu provinsi penting dalam menyumbang ekspor Indonesia.
Dikatakan, berdasarkan kajian pihaknya, nilai ekspor Provinsi Aceh pada bulan Januari sampai November 2021 tercatat sebesar US$442 juta atau tumbuh hampir 66 persen year on year dari tahun sebelumnya 2020, dimana terdapat empat komoditi unggul yaitu batu bara, kopi, buah-buahan, dan ikan yang menguasai hampir 91 persen ekspor dari Provinsi Aceh sendiri.
Keynote speech Gubernur Aceh yang disampaikan oleh Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Aceh, Iskandar AP menyampaikan bahwa sudah dibuka sejumlah pelabuhan ekspor termasuk Pelabuhan Malahayati yang dideklarasikan sebagai Pelabuhan Kontainer agar transaksi bisnis internasional berjalan lancar, sayangnya yang lebih banyak memanfaatkan fasilitas itu adalah perusahaan besar untuk ekspor crude palm oil (CPO-red), biji besi, batu bara dan lainya.
“Untuk ekspor impor produksi UKM masih relatif sedikit. Kita ingin fasilitas dan kemudahan ekspor impor yang ada di Aceh dimanfaatkan oleh pegiat UKM dan UMKM, sehingga transaksi bisnis itu berjalan dengan baik di daerah kita,” kata Iskandar.
Harapannya dengan adanya CPNE yang diselenggarakan oleh LPEI ini, semangat menjadi eksportir di kalangan pegiat UKM dan UMKM Aceh lebih menguat lagi, sehingga lebih banyak para eksportir baru yang akan lahir di daerah ini. Dengan demikian potensi services Aceh akan dapat dimanfaatkan lebih maksimal.
Kegiatan ini merupakan bentuk sinergi dari Kemenkeu Satu (DJKN, DJBC, DJP, DJPb) dengan LPEI sebagai salah satu bentuk dukungan Kementerian Keuangan atas perkembangan UMKM.
Hal ini sejalan dengan pesan Wakil Menteri Keuangan bahwa ‘Kemenkeu Satu bukan hanya sinergi antar-Unit Eselon I, tetapi juga merupakan sinergi dengan SMV, Pemerintah Daerah, stakeholder, serta masyarakat luas’ yang disampaikan dalam kickoff program sinergi Pemberdayaan UMKM di GKN Palembang (18/3/2022).
Acara yang juga disiarkan lewat live streaming di channel Youtube Kanwil DJKN Aceh ini dihadiri secara langsung oleh jajaran LPEI, jajaran Pemerintah Aceh, Perwakilan Walikota Banda Aceh, Anggota Tim 9 (DJKN, DJBC, DJP, DJPb, BPK, BPKP, BI, OJK, dan BPS), serta Rektor Universitas Syiah Kuala.