Berita Luar Negeri
Ramzan Kadyrov Dipromosikan Jadi Letnan Jenderal Militer Rusia, Langsung Berangkat ke Mariupol
Presiden sekaligus Panglima Perang Chechnya, Ramzan Kadyrov, dilaporkan telah terbang ke kota Mariupol yang sedang dikepung oleh pasukan Chechnya
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Muhammad Hadi
"Dia dikirim ke sektor paling tangguh Mariupol. Dan tugas itu berhasil dilakukan oleh komandan.”
“Sekali lagi, dia memenuhi reputasinya sebagai pemimpin yang berpengalaman dan berani,” tambahnya.
Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko mengklaim pada hari Senin bahwa tentara Rusia telah menguasai sebagian besar kota pelabuhan selatan di pantai Laut Azov setelah berminggu-minggu pengepungan dan pemboman.
“Kami tidak memiliki kendali atas segalanya,” kata Boichenko kepada CNN.
“Sayangnya, kami saat ini berada di tangan penjajah,” lanjutnya.
Koridor Kemanusiaan
Rusia mengatakan akan membuka koridor kemanusiaan akan Jumat (1/4/2022) pagi.
Koridor ini memungkinkan warga sipil keluar dari kota pelabuhan Mariupol yang terkepung di tenggara Ukraina.
"Angkatan bersenjata Rusia akan membuka kembali koridor kemanusiaan dari Mariupol ke Zaporizhzhia pada 1 April mulai pukul 10.00," kata kementerian pertahanan Rusia, dilansir Kompas.com dari AFP.
Baca juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy Pecat 2 Jenderal karena Dianggap sebagai Pengkhianat
Keputusan itu muncul setelah permintaan pribadi dari Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Zaporizhzhia terletak sekitar 220 kilometer (140 mil) di barat laut kota pelabuhan di Laut Azov.
"Untuk menjamin keberhasilan operasi kemanusiaan ini, disarankan agar dilakukan dengan partisipasi langsung dari perwakilan UNHCR dan Komite Internasional Palang Merah," tambahnya, yang juga merujuk pada badan pengungsi PBB.
Palang Merah Internasional (ICRC) sebelumnya mengatakan sedang bersiap untuk memfasilitasi perjalanan aman warga sipil dari Mariupol.
Ukraina mengatakan pihaknya mengirim lusinan bus untuk mengevakuasi warga sipil dari Mariupol setelah pengumuman gencatan senjata Rusia.
Kelompok bantuan mengatakan puluhan ribu warga sipil terjebak di kota dengan sedikit makanan, air atau obat-obatan.
Baca juga: Putin, Ukraina, dan Perang Dunia 3 (XVII) - Pax Americana, Kuala Batee, dan Ukraina