Luar Negeri
Putar Azan Magrib 4 Menit Lebih Awal, Warga Ini Batal Puasa Berjamaah, Pihak Radio Minta Maaf
Penyiar stasiun radio lokal di Sabah itu menyiarkan azan magrib 4 menit lebih awal dari yang dijadwalkan. Akibatnya, sejumlah warganet mengklaim
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM - Azan Magrib merupakan waktu yang ditunggu-tunggu bagi yang sedang menjalankan ibadah puasa, terutama di bulan Ramadhan.
Azan Magrib menjadi penanda waktu bagi umat Islam untuk membatalkan puasa yang telah dikerjakan selama seharian penuh.
Namun di Malaysia, penyiar salah satu stasiun Radio lokal secara keliru menyiarkan azan Magrib.
Penyiar stasiun radio lokal di Sabah itu menyiarkan azan magrib 4 menit lebih awal dari yang dijadwalkan.
Akibatnya, sejumlah warganet mengklaim bahwa beberapa warga batal puasa karena mendengarkan azan radio tersebut.
Dilansir dari The Borneo Post, Selasa (5/4/2022), penyiar yang bertugas pada saat itu diketahui bernama Mohd Safwan Junit.
Dalam unggahan di laman Facebook-nya, ia telah mengakui ada kesalahan teknis yang mengakibatkan azan maghrib disiarkan dua kali pada pukul 18.16 dan 18.20 waktu Malaysia.
Baca juga: Azan Magrib Diputar Lebih Cepat, Banyak Pendengar Radio Batal Puasa, Penyiar Kini Minta Maaf
Baca juga: Waktu Sudah Imsak, Masih Bolehkah Makan Sahur dan Niat Puasa? Simak Penjelasan Ustad Masrul Aidi
"Saya selaku presenter yang bertugas malam ini (kemarin) untuk segmen 'Syoknya Hujung Minggu' bertanggung jawab atas kesalahan teknis saat azan maghrib disiarkan dua kali, yang pertama pada pukul 18.16 dan yang kedua pada pukul 18.20," tulisnya, dikutip dari The Borneo Post.
"Azan seharusnya disiarkan pada pukul 18.20 dan ketika itu disiarkan dan didengar jauh lebih awal, beberapa warga Tawau secara tidak sengaja membatalkan puasa sebelum waktunya," sambungnya.
Batal puasa berjemaah
Sementara itu, Mufti Sabah Datuk Bungsu Aziz Jaafar mengatakan, bagi warga yang berbuka setelah mendengar azan empat menit lebih awal harus mengganti puasanya setelah Ramadhan.
Ia juga memuji upaya Radio Tawau yang mengumandangkan azan, tetapi diminta lebih berhati-hati agar tidak salah menyiarkan azan terlalu dini.
Sementara bagi warga, disarankan mengacu waktu berbuka yang dikeluarkan oleh otoritas setempat.
"Umat Islam harus selalu waspada dan berhati-hati mengenai waktu berbuka puasa," kata dia, dikutip dari The Star.
"Dalam hal ini, disarankan agar mengacu pada kalender buka puasa yang dikeluarkan oleh otoritas untuk memastikan kejadian itu tidak terulang di masa depan," sambungnya.