Internasional
AS Jatuhkan Sanksi ke Bank Rusia dan Putri Putin, Moskow Akan Kembali Miskin Seperti Era Uni Soviet
Amerika Serikat (AS) bersama sekutunya, G7 dan Uni Eropa melarang investasi baru di Rusia. Terutama sanksi kepada bank terbesar Rusia, serta elit
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) bersama sekutunya, G7 dan Uni Eropa melarang investasi baru di Rusia.
Terutama sanksi kepada bank terbesar Rusia, serta elit Rusia termasuk putri dewasa Presiden Rusia Vladimir Putin.
Seorang pejabat senior administrasi AS mengatakan langkah-langkah itu diperlukan atas kebrutalan yang memuakkan di Bucha, pinggiran kota Kiev.
Dikatakan, puluhan mayat warga sipil ditemukan setelah pasukan Rusia ditarik keluar.
Pejabat itu mengatakan sanksi atas invasi Rusia akan mendorong negara itu kembali miskin, seperti selama era Uni Soviet.
Selanjutnya: Uni Eropa memberi sanksinya sendiri melarang impor batu bara Rusia yang diperkirakan bernilai $4,4 miliar per tahun.
Bahkan, membatasi kapal dan operator transportasi jalan Rusia untuk mengakses UE.
Baca juga: Gedung Putih Siapkan Lagi Sanksi Baru ke Rusia, Pambantaian Warga Bucha Tidak Dapat Diterima
The Wall Street Journal, mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, melaporkan putaran kedua sanksi AS, termasuk putri Putin, diumumkan pada Rabu (6/4/2022).
Ditanya tentang hal ini dalam jumpa pers pada hari Selasa, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Paski mengkonfirmasi waktu pengumuman.
Dia mengatakan tindakan itu akan mengenai anggota keluarga dar "pejabat pemerintah Rusia.
Bersama dengan target seperti bank dan perusahaan milik negara.
Putin sendiri dikenai sanksi oleh AS segera setelah invasi Rusia ke Ukraina, melanggar norma terhadap sanksi pribadi terhadap kepala negara.
Uni Eropa juga mempertimbangkan sanksi terhadap putri Putin, The Journal melaporkan.
Baca juga: Jerman Setuju Negara Barat Tambah Sanksi terhadap Rusia Pasca Tragedi Pembunuhan di Bucha
Putin memiliki dua putri dari mantan istrinya, Ludmila Putina, tetapi jarang membicarakan mereka.
Mereka adalah Katerina Tikhonovna, yang menjadi pesenam ulung, dan Maria Vorontsova, seorang peneliti medis.
Kremlin tidak pernah mengakui apakah Putin memiliki anak lain, dan sedikit dari rincian kehidupan mereka yang dilaporkan secara resmi.
Pada tahun 2015, juru bicara Putin Dmitry Peskov membantah rumor Putin memiliki anak lagi dengan Alina Kabayeva, nyonyanya yang dilaporkan Forbes Rusia..
WSJ tidak mengkonfirmasi anak mana yang akan terkena sanksi yang diusulkan.
Tidak jelas apakah Tikhonovna dan Voronstova memiliki aset di luar Rusia.
Baca juga: Perbankan Turki Masih Takut Layani Warga Rusia, Khawatir Terkena Sanksi AS
Tikhonova menikahi miliarder Kirill Shamalov, putra seorang teman dekat presiden yang memiliki kekayaan sekitar $ 2 miliar, Reuters melaporkan pada 2015 dan berpisah pada 2018..
Kepemilikan mereka termasuk apartemen pinggir laut senilai $3,7 juta di Biarritz, Prancis, menurut Reuters.
Setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022,aktivis masuk ke vila terdaftar atas nama Shamalov dan mengatakan mereka bermaksud menampung pengungsi Ukraina di sana.
Vorontsova merupakan salah satu pemilik perusahaan investasi perawatan kesehatan swasta Rusia bernama Nomenko.
Dia meninggalkan rumahnya di Belanda pada 2014 setelah jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17, yang menewaskan beberapa warga Belanda dan diduga ulah Kremlin.
Investigasi oleh outlet Rusia The New Times pada tahun 2016 mengatakan Vorontsova menjalani kehidupan mewah di kapal pesiar.(*)
Baca juga: Barat Akan Tutup Celah Negara Penampung Oligarki Rusia, Sanksi Keras ke Kremlin Akan Ditambah