Jurnalisme Warga
Meunasah Mancang, GZP Binaan BMA Program Penggemukan Domba
Muhammad, Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) begitu semringah saat tim Baitul Mal Aceh (BMA) tiba di desanya, Meunasah Mancang, Kecamatan Meurah

OLEH HAYATULLAH PASEE, Tenaga Profesional Baitul Mal Aceh, aktif di Forum Aceh Menulis (FAMe), melaporkan dari Pidie Jaya
Muhammad, Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) begitu semringah saat tim Baitul Mal Aceh (BMA) tiba di desanya, Meunasah Mancang, Kecamatan Meurah Dua, Pidie Jaya.
Cita-citanya bersama perangkat desa ingin mengembangkan usaha ternak dan penggemukan domba terlaksana berkat bantuan BMA.
Ia bersama beberapa perangkat desa lainnya menuntun tim menuju lokasi ternak dan penggemukan domba milik BUMDes Mancang.

Sesampai di lokasi, dua pekerja tampak sedang sibuk mengolah pakan dan diberikannya kepada domba-domba yang masih dikurung dalam kandang.
Isinya sekitar 80 ekor.
Dari 80 ekor tersebut ada yang betina dan jantan.
Muhammad mengatakan, sudah lama ia bersama perangkat desa ingin membangun usaha tersebut yang hasilnya nanti dimanfaatkan untuk fakir miskin di desanya.
Di desanya ada 156 kepala keluarga (KK), 42 di antaranya berstatus miskin.
Baca juga: Gampong Tufah Jeulatang 100 Persen Vaksin Covid-19, Polres Pidie Serahkan Hand Traktor dan Domba
Baca juga: Aksi Sadis Maling Ternak di Depok, Domba Disembelih di Tempat hingga Sisakan Isi Perut
Bak gayung bersambut, BMA pun hadir mewujudkan impian mereka.
Setelah diturunkan tim verifikasi, Gampong Mancang terpilih menjadi salah satu penerima bantuan Program Gampong Zakat Produktif (GZP) tahun 2021.
"Alhamdulillah, setelah diverifikasi oleh tim Baitul Mal Aceh, kami mendapatkan bantuan dana sebesar 100 juta rupiah untuk pemberdayaan masyarakat akhir tahun 2021 kemarin," ujarnya.
Muhammad menyebutkan bantuan tersebut dimanfaatkannya untuk membeli 80 ekor domba.
Untuk pakan dan kandangnya sudah disediakan oleh BUMDes terlebih dahulu.
Januari tahun 2022 pengelola langsung memulai usahanya.
Sekitar sebulan kemudian ada yang minta beli dengan harga di atas harga modal.
Langsung saja dikeluarkan sekitar 12 ekor, tersisa 68 ekor.
Setiap penjualan mereka catat dengan rapi dalam pembukuan.
Baca juga: Jika Berhenti dari Dunia Hiburan, Arya Saloka Aldebaran Ingin Buka Peternakan Sapi dan Domba
Mereka merencanakan akan memasukkan sekitar 50 ekor domba lagi.
Targetnya akan dipanen pada momentum Hari Raya Qurban tahun ini.
"Konsep bagi hasil kira rencanakan 50:50.
Untuk pekerja 50 persen dari untung dan 50 persen lagi untuk BUMDes yang nanti akan kami bagikan kepada fakir miskin di desa kami," tambahnya.
Gampong produktif
Gampong Meunasah Mancang merupakan salah satu gampong produktif di Aceh yang pernah mendapatkan penghargaan tingkat provinsi sebagai desa berdaya.
Untuk usaha ternak pun desa ini pernah mendapat penghargaan juara terbaik I tingkat Provinsi Aceh.
Sebelum mendapatkan bantuan dari BMA untuk pemberdayaan domba, Meunasah Mancang sudah terlebih dahulu sukses di bidang peternakan sapi.
Ada 50 ekor sapi jantan mereka gemukkan.
Sapi iu milik BUMDes dan 20 ekor sapi betina bantuan Kementerian Pertanian.
Gampong Mancang tak jauh dari jalan Medan-Banda Aceh.
Jaraknya sekitar 1 kiloan meter ke arah Pasar Meuredu.
Gampong ini tergolong gampong percontohan, buktinya beberapa gampong di kabupaten lain sempat melakukan studi banding ke desa ini atas pemberdayaan gampong yang mereka lakukan.
“Kami pernah dikunjungi perangkat salah satu desa di Kota Banda Aceh dan salah satu desa dari Kota Langsa.
Alhamdulillah, setelah mereka kunjung ke sini dan kami dikasih kabar beberapa bulan kemudian bahwa gampong mereka mulai menerapkan sistem pemberdayaan seperti di desa kami,” tambah Muhammad.
Selain penggemukan sapi dan domba, Gampong Mancang juga membuat sebuah sumur bor besar yang airnya dialirkan ke semua rumah penduduk.
Meskipun masyarakat diwajibkan membayar iuran bulanan, tetapi tidak menjadi persoalan lantaran tidak terlalu mahal karena air bersih menjadi permasalahan besar di desa ini sebelum adanya sumur bor.
Di samping itu, Gampong Mancang juga mendirikan unit usaha kelontong dan warung kopi, serta rumah kontrakan.
Usaha-usaha tersebut dapat menambah pendapatan asli gampong setiap tahun.
Artinya, andai saja dana desa tidak lagi dikucurkan oleh pemerintah pusat, mereka sudah siap karena sudah mandiri dengan penghasilan dari BUMDes.
“Kami sudah selesai tahap membangun infrastruktur gampong, kini kami fokus kepada pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan pendapatan gampong,” ungkapnya.
Memberi kail, bukan ikan
Memberikan pancing lebih efektif dibandingkan memberikan ikan.
Istilah ini kerap dijadikan konsep dalam melakukan pemberdayaan suatu masyarakat.
Pancing ditamsilkan sebagai alat atau barang yang tak habis pakai, sedangkan ikan diibaratkan sebagai barang habis pakai seperti makanan salah satunya.
BMA sebagai lembaga keistimewaan Pemerintah Aceh yang memiliki tugas dan fungsi menyejahterakan masyakarat, hampir sebagian besar anggaran zakat dianggarkan untuk program-program yang bersifat produktif, salah satunya program Gampong Zakat Produktif.
Gampong Mancang menjadi salah satu desa penerima bantuan program GZP tahun 2021.
Ada sekitar Rp3 miliar dana zakat pada tahun tersebut digelontorkan BMA untuk program GZP.
Jumlah gampong yang menerima bantun tersebut 32 gampong.
Masing-masing gampong mendapatkan antara Rp80-100 juta melalui Baitul Mal Gampong (BMG) setempat.
Program GZP ini sengaja dirancang BMA untuk mendukung desa-desa yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan satu desa satu produk (one village one product).
Karena diambil dari dana zakat, syaratnya haruslah hasil yang diperoleh dari usaha yang dikembangkan dapat dibantu atau diberdayakan kembali fakir miskin yang ada di desa tersebut.
Gampong Mancang sendiri misalnya, di desa ini belum ada pusat penggemukan domba sebelumnya.
Apalagi, menurut hasil observasi perangkat desa, masyarakat tak begitu suka mengonsumsi kambing lantaran darah tinggi.
Sementara untuk domba tidak.
Ditambah lagi permintaan domba menjelang Iduladha nantinya juga sangat tinggi sehingga pemintaan pasar lebih menjanjikan.
Atas dasar itulah mereka sangat yakin usaha ternak dan penggemukan domba di Gampong Mancang bakal sukses.
Apalagi, pengalaman sukses penggemukan sapi sebelumnya.
“Lagi pula ini dana zakat.
Jadi, kami lebih hati-hati mengelolanya karena ini dana umat,” pungkas Muhammad.
Baca juga: Hanya karena Tak Ada Kari Domba, Mempelai Pria Batalkan Pernikahan, Malamnya Nikahi Wanita Lain
Baca juga: Pasukan Khusus Lingkungan Arab Saudi Tangkap 21 Orang Pelanggar Penggembalaan Unta dan Domba