Berita Abdya
Gara-gara Mesin Pemotong Padi Terbatas, Petani di Abdya Terancam Merugi, Ini Penyebabnya
Pasalnya, meski sudah memasuki masa panen, namun hingga saat ini tanaman padi mereka belum kunjung dipanen sehingga bulir padi mulai rontok.
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Saifullah
Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Sejumlah petani di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) terancam merugi.
Pasalnya, meski sudah memasuki masa panen, namun hingga saat ini tanaman padi mereka belum kunjung dipanen sehingga bulir padi mulai rontok.
Hal itu disebabkan mesin pemotong padi di Abdya jumlahnya terbatas dan bergantung kepada pihak swasta.
Informasi yang diperoleh Serambinews.com, saat ini ada ribuan hektare sawah di beberapa kecamatan sudah memasuki masa panen.
Seperti sebagian Kecamatan Susoh, Kecamatan Blangpidie, dan sebagian di Kecamatan Tangan-Tangan.
Salah seorang petani di Kecamatan Susoh, Edi Azhar mengaku resah dengan kondisi kekurangan mesin pemotong tersebut.
Baca juga: Mesin Pemotong Padi Minim
Mengingat saat ini sebagian sawah di Kecamatan Susoh sedang memasuki masa panen.
“Memang mulai hari ini, kami sudah bisa panen, tapi mobil pemotong padi belum ada karena masih bekerja di Tangan-Tangan, makanya belum panen,” ujar Edi Azhar.
Jika dalam seminggu ke depan belum ada mesin pemotong padi, katanya, maka para petani akan memilih memotong padi secara manual atau pakai tangan.
“Memang kendalanya nanti adalah tenaga kerja, mengingat bulan puasa dan pastinya biaya yang keluar akan lebih besar,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh petani di Kecamatan Tangan-Tangan, Alamsyah. Ia mengaku, saat ini di wilayahnya tersebut belum seluruhnya bisa dipanen akibat minimnya mesin pemotong padi.
Ia berharap, pemerintah melalui dinas terkait bisa memberikan solusi, sehingga para petani tidak merugi akibat bulir padi kian hari makin banyak yang rontok.
Baca juga: Distanpan Abdya Akui Kekurangan Mesin Pemotong Padi
“Semoga ada solusi dari pemerintah agar petani tidak rugi. Apalagi saat ini seluruh kebutuhan mulai naik dan sangat membebani kami petani ini,” pungkasnya.(*)