Bincang Serambi Ramadhan
Bincang Serambi Ramadhan - Tgk Alizar Usman Ungkap Tiga Orang Sakit yang Boleh Tidak Puasa
Tgk Alizar Usman mengatakan bahwa Islam tidak memaksakan suatu kewajiban kepada orang yang tidak mampu menjalankannya.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Bincang Serambi Ramadhan - Tgk Alizar Usman Ungkap Tiga Orang Sakit yang Boleh Tidak Puasa
SERAMBINEWS.COM - Islam pada dasarnya tidak mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun untuk diri orang lain.
Sebagaimana terdapat dalam QS Al Baqarah ayat 185, yang artinya "Allah itu menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran”.
Juga dijelaskan dalam QS Al-Baqarah ayat 184, yang artinya"...Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain,”
"Dua ayat ini menunjukkan bahwa puasa itu hanya dikhususkan untuk orang sehat," kata Tgk Alizar Usman MHum, dalam program Bincang Serambi Ramadhan, Selasa (12/4/2022).
Program yang memangkat tema "Panduan Bagi Orang Sakit Selama Ramadhan” ini dipandu jurnalis Firdha Ustin yang disiarkan langsung di Youtube Serambi On TV dan Facebook Serambinews.com.
Program khusus kerja sama Serambi Indonesia dengan Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) ini hadir setiap hari pukul 16.30 WIB selama bulan Ramadhan.
Baca juga: Bincang Serambi Ramadhan - Kapan Waktu yang Tepat Menyikat Gigi Saat Berpuasa? Ini Kata Tgk Ismail
Baca juga: Bincang Serambi Ramadhan - Enam Hal yang Untuk Mendapat Kecintaan Allah, Tu Sop: Kontrol Emosi
Tgk Alizar mengatakan bahwa seseorang yang dalam keadaan sakit diperbolehkan tidak berpuasa di bulan Ramadhan.
"Tetapi dengan catatan, di bulan lain apabila dia sudah sembuh maka dia harus mengganti puasanya," jelasnya.
Kemudian, orang yang tidak mampu menjalankan puasa seperti lansia atau orang yang sudah dinyatakan tidak bisa sembuh dari sakitnya, maka orang yang seperti ini tidak diwajibkan berpuasa.
"Tetapi dia diwajibkan untuk membayar fidiyah. 1 hari dia meninggalkan puasa, dia harus membayar 1 mug atau 3/4 liter beras," papar Tgk Alizar.
Oleh karena itu, Alumni Daya Darul Muarrif Lam Ateuk Aceh Besar ini mengatakan bahwa Islam tidak memaksakan suatu kewajiban kepada orang yang tidak mampu menjalankannya.
Dalam kitab al-Asybah wa al-Nadhair karangan Al-Suyuthi, menjelaskan bahwa ibadah itu memiliki dua kategori.
Baca juga: Bincang Serambi Ramadhan - Teuku Zulkhairi Paparkan Kriteria Takwa dan Keutamaannya
"Ada kesukaran saat kita melakukan ibadah, seperti puasa. Memang orang yang berpuasa lapar. Jadi hal tersebut sudah menjadi seperti itu," jelas Tgk Alizar.
Dalam kategori kedua, di mana dalam menjalankan kebiasaan, kesukaran tersebut tidaklah muncul.