Luar Negeri

Bentrokan Pecah saat Demo di Sri Lanka, Polisi Tembak Pengunjuk Rasa, Satu Tewas Belasan Terluka

Polisi Sri Lanka menembakkan peluru tajam untuk membubarkan pengunjuk rasa pada Selasa (19/4/2022), menewaskan satu orang dan melukai belasan lainnya.

Editor: Faisal Zamzami
AP PHOTO/ERANGA JAYAWARDENA
Anggota partai politik oposisi Sri Lanka National People's Power meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah selama demonstrasi di Kolombo, Sri Lanka, Selasa, 19 April 2022. 

Dalam upaya untuk meredakan protes dan tuntutan pengunduran diri mereka, Rajapaksa bersaudara juga menawarkan untuk mengurangi kekuasaan eksekutif presiden dengan mengamandemen konstitusi.

"Bersama dengan dukungan presiden, kami akan bergerak menuju reformasi konstitusi yang luas," kata Mahinda Rajapaksa, yang juga mantan presiden.

"Kami meminta dukungan dari masyarakat, oposisi dan semua pemangku kepentingan lainnya."

Baca juga: Sri Lanka Bangkrut Pembelian BBM Dibatasi, Motor 4 Liter Mobil 19,5 Liter

Baca juga: Presiden Sri Lanka Minta Oposisi Bergabung, Kabinet Mundur, Krisis Ekonomi Semakin Parah

Bantuan IMF

Analis telah menandai ketidakstabilan politik sebagai risiko serius, karena Sri Lanka ingin merundingkan program pinjaman dari IMF.

Delegasi yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Ali Sabry memulai pembicaraan resmi di Washington pada Senin (18/4/2022).

Pemerintah sedang mencari bantuan untuk membantu menambah cadangannya, dan menarik pembiayaan untuk membayar impor penting bahan bakar, makanan dan obat-obatan.

 Shamir Zavahir, seorang pembantu Sabry, mengatakan di Twitter bahwa Colombo telah meminta pinjaman IMF di bawah jendela instrumen keuangan cepat (RFI), dimaksudkan untuk negara-negara yang membutuhkan dukungan neraca pembayaran yang mendesak.

Tetapi pemberi pinjaman global pada awalnya cenderung tidak segera mengabulkan permintaan tersebut, katanya.

"IMF kemudian memberi tahu Menteri Sabry bahwa India juga telah membuat perwakilan atas nama Sri Lanka untuk RFI," kata kementerian keuangan Sri Lanka dalam sebuah pernyataan.

"Telah dikomunikasikan bahwa IMF akan mempertimbangkan permintaan khusus yang dibuat, meskipun itu di luar keadaan standar untuk penerbitan RFI."

Seorang juru bicara IMF tidak segera tersedia untuk mengomentari pernyataan kementerian keuangan.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva berkicau setelah pertemuan dengan Sabry pada Selasa (19/4/2022), bahwa mereka membahas tindakan kebijakan dan akan "bekerja sama untuk memetakan jalur menuju pemulihan #SriLanka."

Para kritikus mengatakan krisis keuangan muncul dari efek salah urus keuangan oleh pemerintah berturut-turut, diperburuk oleh pandemi virus corona, dan karena kenaikan harga bahan bakar melemahkan cadangan devisa.

Bahan bakar, listrik, makanan, dan obat-obatan sudah hampir habis selama berminggu-minggu di Sri lanka.

Baca juga: Chandrika Chika Akan Dipanggil Polisi, Terlibat Kasus Pengeroyokan Putra Siregar dan Rico Valentino

Baca juga: Erling Haaland Makin Dekat Gabung Manchester City, Barcelona dan Real Madrid Gigit Jari

Baca juga: Hasil Liga Inggris: Bantai Manchester United, Liverpool Kudeta Manchester City di Puncak Klasemen

Kompas.com dengan judul "Bentrokan Pecah di Sri Lanka, Polisi Tembak Pengunjuk Rasa, Satu Tewas Belasan Terluka"

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved