Kupi Beungoh

Bulan Puasa Sebagai Momentum Latihan Berhenti Merokok

Risiko kematian akibat merokok dapat meningkat seiring dengan kenaikan jumlah rokok yang dihisap per hari dan lamanya merokok.

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Ully Fitria, mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Untuk jangka pendek dapat menyebabkan berkurangnya aliran oksigen menuju otak dan paru -paru dan dapat meningkatkan tekanan darah. Sedangkan untuk jangka panjang, merokok dalam waktu lama dapat menyebabkan berbagai penyakit antara lain radang tenggorokan, sinusitis, bronkhitis, radang paru-paru, penyumbatan paru-paru menahun, kanker paru-paru, kanker mulut, kanker tenggorokan, lambung, pankreas, usus besar, ginjal, kandung kemih, prostat, rahim, indung telur, leher rahim dan payudara, gangguan peredaran darah otak (stroke dan kepikunan), osteoporosis sehingga mudah terjadinya patah tulang.

Merokok juga dapat menimbulkan risiko kematian karena penyakit kardiovaskular hingga 2-3 kali lebih tinggi, impotensi akibat penyempitan pembuluh darah ke alat kelamin dan bagi ibu hamil merokok, muncul risiko bayi lahir prematur, lahir mati, bayi lahir dengan berat badan rendah dan retardasi mental.

Baca juga: Setelah Berhenti Merokok, Ternyata 4 Vitamin Ini Bisa Membantu Memperbaiki Paru-paru, Apa Saja?

Risiko kematian akibat merokok dapat meningkat seiring dengan kenaikan jumlah rokok yang dihisap per hari dan lamanya merokok.

Tidak hanya bagi perokok aktif saja, perokok pasif pun (yang menghirup asap rokok) itu memiliki 3 x risiko dari perokok aktif seperti penyakit jantung karena berapa pun usia yang menghirup asap rokok akan berisiko terjadi penyakit jantung dan stroke, kematian dini karena rokok mengandung zat -zat kimia berbahaya.

Jadi sekali seseorang menghisap dan mengeluarkan asap nya, zat kimia tersebut terpecah dan membahayakan perokok pasif sehingga berisiko terpapar penyakit sampai kematian, kanker par-paru bagi perokok pasif juga bisa terjadi apalagi jika tinggal serumah dengan perokok, gangguan pernafasan dapat menyebabkan asma, sulit bernafas bagi perokok pasif sampai alergi.

Sistem imun anak juga bisa terganggu apabila menghirup asap rokok karena anak-anak masih sangat lemah sehingga bisa menyebabkan pertumbuhan paru-paru yang lambat, asma, radang saluran pernafasan, infeksi telinga, pneumonia dan bentuk berkepanjangan bisa menyebabkan kematian mendadak bagi anak – anak.

Di dalam rokok semua racun menjadi satu. Didalam rokok terkandung asam asetik, yaitu yang biasa ada didalam pembersih lantai, Naptalin yaitu bola-bola pewangi yang ada dalam pewangi pakaian, Asetanisol yang terkandung di dalam parfum, Hidrogen sianida yang terdapat pada racun tikus, Aseton yang dikenal sebagai cairan penghilang kuteks kuku pada perempuan.

Sedangkan Kadmium yaitu zat beracun yang ada pada baterai, Metanol sebagai zat bahan bakar, Polonium 210 dimana zat ini digunakan oleh pembunuh Rusia untuk membunuh dengan cara langka, Sodium Hidroksida yaitu zat penghilang bulu ketiak dan kaki.

Formalin yang sering digunakan sebagai pengawet kodok, kupu-kupu dan jenazah, Geranol terdapat dalam pestisida, Toluene Zat yang ada dalam bensin kendaraan, Hidrasin terkandung dalam mesin pesawat roket, Cinnamalde Hyde bahan yang ada diracun anjing dan kucing dan Urea yaitu zat yang terdapat dalam air seni yang berguna untuk tinta cat, pupuk.

World Health Organization (WHO) melansir bahwa angka kematian akibat merokok mencapai 30%, atau setara dengan 17,3 juta orang.

Angka kematian tersebut diperkirakan terus meningkat hingga 2030, sebanyak 23,3 juta orang.

Di Indonesia, penyakit kardiovaskular mencapai 80% dan menduduki peringkat tertinggi penyakit mematikan.

Pada 2015, WHO mengeluarkan riset bahwa lebih dari 3,9 juta anak dengan rentang usia 10 tahun hingga 14 tahun menjadi perokok aktif.

Selain itu, WHO juga mencatat bahwa risiko peningkatan penderita kanker paru-paru pada perokok pasif mencapai 20-30%, dan risiko penderita penyakit jantung sebanyak 25-35%. Angka kematian dini akibat rokok di dunia tercatat hampir mencapai 5,4 juta.

Jika kesadaran tentang bahaya merokok tidak juga tumbuh, diprediksikan pada 2025 tercatat 10 juta perokok akan meregang nyawa.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved