Kupi Beungoh

Terapi Shalat untuk Penderita Stroke

Waktu yang digunakan dalam proses terapi hannyalah empat hari sampai tujuh hari, yang mana waktu tersebut relatif singkat dari pada tempat lain.

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Ully Fitria SKM, mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Oleh: Ully Fitria*)

Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang Allah ciptakan di muka bumi ini, karena diciptakan dengan sebaik- baik penciptaan dibandingkan dengan makhluk lain.

Sebagaimana pada firman Allah dalam QS. At-Tin ayat 4: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya". M

anusia diciptakan dengan akal dan pikiran, mempunyai unsur jasmani dan rohani. Tentu saja, Allah menciptakan manusia dengan sedemikian rupa indah bertujuan agar manusia dapat mempersembahkan semua ibadahnya semata hanya kepada Allah SWT.

Sering kali manusia menjalani kehidupan dunia fana ini dengan berbagai kondisi, terkadang mengalami ketenteraman dan ketenangan jiwa, akan tetapi sebaliknya, terkadang manusia juga sering menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan, baik fisik maupun psikisnya.

Bulan Puasa Sebagai Momentum Latihan Berhenti Merokok

Dengan kata lain, kehidupan didunia ini silih berganti kadang suka dan kadang duka.

Salah satu persoalan fisik yang sering dihadapi oleh manusia adalah mengalami kondisi penyakit tertentu yang sekarang banyak dijumpai di kalangan masyarakat seperti penyakit stroke, jantung, kanker, gangguan ginjal, Diabetes Melitus dan berbagai penyakit lainnya yang dapat mengancam jiwa manusia.

Persentase penyakit stroke

Penyakit stroke, Penyakit Jantung dan Diabetes Melitus memiliki persentase yang sudah mencapai 103 persen atau di atas rata-rata nasional sebesar 93,4 persen.

Untuk penyakit stroke, misalnya, rata-rata nasional sekitar 93,4 persen, sedangkan di Aceh dan di sejumlah provinsi lainnya sudah mencapai 103,4 persen.

Berikutnya penyakit jantung, rata-rata nasional 113 persen, sedangkan Aceh dan sejumlah daerah lainnya 124 persen. Selanjutnya penyakit darah manis (diabetes/DM) rata-rata nasional 157 persen, Aceh dan sejumlah daerah lainnya 179 persen.

Dr Syahrul Jadi Profesor Atas Dedikasinya Tangani Stroke

Dampak tingginya persentase jumlah masyarakat Aceh yang terkena stroke, jantung, dan diabetes telah membuat umur harapan hidup orang Aceh jadi rendah atau hanya 67,8 tahun, di bawah rata-rata nasional yang mencapai 71,5 tahun (Serambinews.com, Selasa, 5 Maret 2019).

Penyakit stroke merupakan penyakit yang mengalami peningkatan cukup tinggi dari tahun ke tahun, penyakit ini bisa menyerang siapa saja, umumnya sering menyerang para lansia (di atas 60 tahun).

Selain harus menjalani pengobatan rutin, penderita stroke juga harus menjalani berbagai terapi seperti fisioterapi, latihan fisik, senam dan berbagai terapi lainnya yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi alat geraknya agar bisa beraktivitas kembali secara mandiri.

Gejala penyakit stroke

Gejala yang ditimbulkan karena penyakit stroke antara lain mengalami kelumpuhan anggota gerak dan mengalami stres berkepanjangan yang pada akhirnya dapat berdampak pada memperburuk keadaan fisik.

Berdasarkan hal tersebut, maka penyakit stroke harus mendapat penanganan lebih khusus dengan berbagai cara, salah satunya dengan pendekatan agama, dengan cara lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT

Terapi Religius

Dalam perspektif Islam, saat seseorang mengalami masalah berat dalam hidup, baik itu masalah tekanan, gangguan pikiran ataupun masalah fisik lainnya, semuanya akan terasa lebih ringan apabila orang tersebut dapat meningkatkan keimanan dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT yakni rajin beribadah.

Melaksanakan shalat seraya memohon ampun kepada Allah dan ridha menerima segala takdir yang diberikan dapat meningkatkan ketenteraman dan ketenangan jiwa.

Semakin ibadahnya kuat, maka semakin meningkat pula ketenangan jiwanya. Sebaliknya semakin jauh seseorang dengan keimanan, maka semakin resah pula hati dan jiwanya.

Penelitian membuktikan shalat mencegah stres penderita stroke

Sebuah penelitian di Kediri, terdapat sebuah klinik Rumah Sehat yang mendasarkan metode pengobatan Stroke dengan shalat tahajud.

Klinik ini dipercaya bertahun-tahun melakukan praktik penyembuhan berbagai penyakit termasuk stroke menggunakan metode shalat tahajud.

Waktu yang digunakan dalam proses terapi hannyalah empat hari sampai tujuh hari, yang mana waktu tersebut relatif singkat dari pada tempat lain.

Hasilnya, dari 6 informan yang sebelumnya tidak pernah melakukan shalat dan mempunyai kebiasaan buruk, setelah melakukan terapi shalat tahajud menjadi lebih tenang dan penyabar, sifat menang sendiri, mudah marah, tidak bisa dinasihati menjadi hilang setelah mengikuti shalat tahajud secara rutin di rumah.

Shalat tahajud yang rutin dijalankan terbukti dapat menghilangkan stres si penderita salah satu penjelasannya berkenaan dengan hormon kortisol.

Hormon kortisol, disebut juga sebagai hormon stres adalah hormon yang sangat penting yang dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar gula darah. Kortisol berperan kunci dalam adaptasi terhadap stres (Jurnal Muh Alfian Zidni Nuron A’la, Pesantren Kota Kediri).

Riset terapi shalat

Staf pengajar Fakultas keperawatan dan komunitas Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung memperkenalkan pengobatan stroke dengan cara terapi komplementer shalat.

Kesembuhannya mencapai 90 hingga 97 %. Gerakan shalat dapat mempengaruhi kinerja darah ke otak dan ini sangat berguna bagi kesehatan terutama dalam hal meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit.

Tidak hanya stroke bahkan 120 jenis penyakit lainnya sembuh dengan gerakan shalat (Tribunnews.com, Jumat 29 Juli 2011).

Berdasarkan penelitian dan riset di atas, penerapan metode religius untuk menyembuhkan tingkat stres terutama pada penderita stroke, tidak hanya bisa diterapkan dengan melakukan shalat tahajud, shalat tarawih juga bisa diterapkan sebagai metode menyembuhkan berbagai penyakit gangguan kejiwaan.

Terlebih sekarang ini, seluruh umat Islam di dunia sedang menjalankan ibadah puasa dan shalat tarawih yang sayang jika dilewatkan mengingat kedua ibadah ini hanya bisa dilakukan setahun sekali.

Selain memperoleh pahala berlipat ganda, ibadah shalat tarawih juga bermanfaat untuk kesehatan kita, khususnya untuk kesehatan otot dan tulang.

Semua gerakan yang dilakukan pada saat melaksanakan shalat tarawih, dapat meningkatkan kekuatan otot dan stimulasi otot agar semakin kuat, karena seiring bertambah usia kekuatan otot dan tulang kita semakin menurun.

Selain itu, gerakan sujud dalam shalat memiliki manfaat mencegah stroke karena saat posisi sujud, aliran darah ke otak akan dapat mengalir dengan lancar sehingga membuat pembuluh darah di otak tidak terhambat.

Begitu banyak rahmat yang Allah berikan kepada manusia melalui ibadah shalat. Semua perintahnya tidak hanya untuk ibadah akan tetapi memiliki segudang manfaat untuk kesehatan tubuh manusia itu sendiri.

Sudah sepatutnya setiap manusia yang dianugerahi akal dan pikiran harus memahami betul semua rahmat yang Allah berikan.

Semoga shalat tarawih di bulan Ramadhan ini menjadi latihan bagi setiap manusia untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya dan dapat meningkatkan kesehatan fisik dan psikis sehingga dapat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

*) PENULIS adalah Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

BACA ARTIKEL KUPI BEUNGOH LAINNYA DI SINI

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved