Internasional

100.000 Penduduk Mariupol Terancam Bahaya Besar, Bukan Hanya Senjata, Tetapi Juga Penyakit Menular

Sekitar 100.000 penduduk Mariupol yang dikepung pasukan Rusia berada dalam bahaya fatal akibat kondisi kota tidak sehat.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Bangunan yang rusak digempur pasukan Rusia masih digunakan sebagai tempat tinggal penduduk Mariupol, Ukraina. 

SERAMBINEWS.COM, KIEV - Sekitar 100.000 penduduk Mariupol yang dikepung pasukan Rusia berada dalam bahaya fatal akibat kondisi kota tidak sehat.

Dewan Kota Mariupol mengatakan penyakit menular, seperti kolera, disentri, dan Escherichia coli menyebar di seluruh sudut kota.

Dia mengatakan penduduk Mariupol berada dalam bahaya fatal, bukan hanya karena penembakan, tetapi juga karena kondisi kehidupan yang tak tertahankan dan tidak bersih.

Kantor walikota menjelaskan suhu udara sudah mencapai 20 derajat Celsius dan penguraian ribuan mayat di bawah puing-puing dapat segera memicu epidemi yang kuat dan mematikan.

Dia beralasan, akibat kurangnya pasokan air dan sanitasi di kota, seperti dilansir AFP, Kamis (28/4/2022).

Walikota Mariupol Vadym Boichenko mengatakan para penjajah tidak dapat menyediakan makanan, air, dan obat-obatan bagi penduduk yang bertahan.

Baca juga: PBB Serukan Penghentian Pertempuran di Mariupol, Ratusan Warga Sipil Terluka Harus Dievakuasi

Bahkan, pasukan Rusia memblokir semua upaya evakuasi warga sipil, sehingga orang-orang akan mati.

Mariupol telah dikepung sejak 1 Maret 2022 dan pada 12 April, beberapa Marinir Ukraina berhasil menerobos dari "Pabrik Illich" untuk bergabung dengan Resimen Azov di pabrik bajar Azovstal dan beberapa ditawan.

Pasukan Rusia terus menjatuhkan bom berat di pabrik baja Azovstal.

Pada 19 April 2022, Sviatoslav Palamar, Wakil Komandan Resimen Azov mengatakan bahwa pabrik hampir hancur total dan tentara Ukraina berusaha menyelamatkan orang-orang dari bawah puing-puing.

Sedangkan Kementerian Pertahanan Rusia meminta para pembela Ukraina di Azovstal untuk meletakkan senjata dan menyerah; ini setidaknya permintaan ketiga.

Serhii Volynskyi, Komandan Brigade Marinir Independen ke-36 Ukraina, meminta negara-negara asing untuk segera melakukan evakuasi orang-orang dari Mariupol.

Khususnya, untuk untuk mengevakuasi beberapa ratus personel militer dan warga sipil ke tempat yang aman untuk menyelamatkan mereka dari pasukan Rusia.

Baca juga: Pasukan Rusia Serang Pabrik Baja Mariupol, Tentara Ukraina dan Warga Sipil Terjebak di Dalam Bunker

Pada 20 April 2022, Marinir dan Resimen Azov menyelamatkan 500 tentara Ukraina dari pelabuhan laut Mariupol.

Pada 25 April, Direktorat Intelijen Kepala Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan Rusia tidak mengabaikan rencana menggunakan senjata kimia terhadap pembela Ukraina dan warga sipil yang ditempatkan di pabrik Azovstal.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved