Korea Utara

Dilema Besar Kim Jong Un, Tangani Pandemi Sendiri dengan Susah Payah atau Terima Bantuan Asing?

Kim Jong Un dikenal sebagai pemimpin negara yang sangat mandiri. Kemandirian tersebut ia anggap sebagai kunci utama...

Editor: Eddy Fitriadi
Kantor Berita Korea Utara (KCNA)
Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un. Dilema Besar Kim Jong Un, Tangani Pandemi Sendiri dengan Susah Payah atau Terima Bantuan Asing? 

SERAMBINEWS.COM - Kim Jong Un dikenal sebagai pemimpin negara yang sangat mandiri.

Kemandirian tersebut ia anggap sebagai kunci utama pemerintahan.

Dilansir dari AP, Kim Jong Un menghindari bantuan internasional dan sebagai gantinya berjuang untuk menjalankan strategi domestik dalam memperbaiki ekonominya yang babak belur.

Namun, pada saat kasus Covid-19 membuat ratusan ribu rakyatnya sakit, Kim Jong Un menghadapi dilema besar.

Apakan ia harus menelan harga dirinya dan menerima bantuan asing untuk memerangi penyakit itu, atau melakukannya sendiri. Jika Kim memilih yang terakhir, dia harus menanggung potensi kematian besar yang dapat merusak kepemimpinannya.

“Kim Jong Un berada dalam dilema, dilema yang sangat besar,” kata Lim Eul-chul, seorang profesor di Institut Studi Timur Jauh Universitas Kyungnam di Seoul kepada AP. 

“Jika dia menerima bantuan AS atau Barat, itu dapat menggoyahkan sikap kemandirian yang telah dia pertahankan dengan teguh dan kepercayaan publik kepadanya dapat melemah.”

Namun, tidak melakukan apa-apa bisa menjadi bencana.

Sejak mengakui wabah Covid-19 pekan lalu, Korea Utara mengatakan “demam yang menyebar secara eksplosif” telah menewaskan 56 orang dan membuat sakit sekitar 1,5 juta lainnya. 

Pengamat luar menduga sebagian besar kasus itu disebabkan oleh virus corona.

Apa pun yang dikatakan media yang dikontrol pemerintah Korea Utara tentang mereka yang sakit, wabah itu kemungkinan jauh lebih buruk dari yang dilaporkan. 

Alasannya, Korea Utara tidak memiliki alat tes Covid-19 yang memadai, dan para ahli mengatakan itu secara signifikan mengecilkan angka kematian untuk menghindari kemungkinan kerusuhan publik yang dapat merugikan Kim secara politik.

Melansir Reuters yang mengutip media pemerintah KCNA, Korea Utara melaporkan 232.880 lebih banyak orang dengan gejala demam, dan enam kematian lagi setelah negara itu mengungkapkan wabah COVID-19 pekan lalu. Tidak disebutkan berapa banyak orang yang dites positif terkena virus corona.

Namun Korea Utara juga mengatakan situasi virus negara itu mulai berbalik arah menjadi lebih baik, dan menambahkan pertemuan partai membahas bagaimana mempertahankan peluang bagus di bidang pencegahan epidemi secara keseluruhan.

Laporan itu tidak merinci atas dasar apa Korea Utara sampai pada penilaian positif seperti itu. Negara ini belum memulai vaksinasi massal dan memiliki kemampuan pengujian yang terbatas.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved