Jurnalisme Warga
Labuhanhaji di Mata Mahasiswi Simeulue
Zaman dahulu kecamatan ini merupakan tempat berkumpulnya jamaah haji yang ingin pergi menunaikan ibadah haji ke tanah suci, Makkah

Semenjak saya kecil, pelabuhan ini sudah berdiri dengan kokohnya hingga tahun 2022.
Sekarang kapal masih rutin bersandar di pelabuhan ini.
Dermaga kapal yang ada di Labuhanhaji ini menjadi salah satu dermaga yang menghubungkan antaran Labuhanhaji dengan Kabupaten Simeulue, yang penduduknya ramai bermukim di sana.
Orang Labuhanhaji berlayar ke Simeulue ada yang untuk liburan, berdagang, bekerja, menetap, bahkan menikah di sana.
Begitu pula dengan orang Simeulue yang datang ke Labuhanhaji mereka bekerja, menikah, dan menetap di sini.
Jika dilihat secara kasatmata, hubungan yang terjalin sangat erat dan harmonis meski kedua daerah ini terpisah oleh laut.
Namun, dermaga mempersatukan keduanya.
Para mahasiswa ikut serta menggunakan moda transportasi laut.
Bagi yang menempuh kuliah di luar daerah, khususnya Banda Aceh, ada tiga dermaga yang bisa dipilih oleh seluruh mahasiswa asal Simeulue, yaitu dermaga kapal Calang (Aceh Jaya), Meulaboh (Aceh Barat), dan Labuhanhaji (Aceh Selatan).
Mereka boleh memilih salah satu dermaga yang mereka sukai sesuai dengan kata hati masing-masing sebagai penumpang.
Minggu malam (8/5/2022), saya kembali dari Labuhanhaji ke Banda Aceh sekitar pukul 21.30 WIB naik mobil penumpang dan saya penumpang kedua yang dijemput.
Sopir mobil menjemput lagi penumpang yang lain sehingga mobil penuh dengan orang dan barang penumpang.
Maklumlah, libur Lebaran Idulfitri membuat kami duduk berempat satu banjar (re) dan saya tertidur ketika sopir menjemput penumpang berikutnya.
Saat terbangun, mobil sudah berada di sekitar pelabuhan yang ada di Labuhanhaji.
Suasana gelap membuat indahnya panorama pantai yang ada di sekitar dermaga, tapi kapal tak kelihatan.