WASPADA! Krueng Aceh Terkontaminasi Mikroplastik, Ini Bahaya Bagi Kesehatan sampai Ganggu Kesuburan

Krueng Aceh terkontaminasi mikroplastik, apa sih bahaya mikroplastik untuk kesehatan?

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
FOR SERAMBINEWS.COM
Bentuk mikroplastik jenis fiber yang berasal dari polyester tekstil dari cucian pakaian kita yang rontok dan terbilas air mencemari sungai-sungai di Aceh 

Mikroplastik juga memiliki ikatan terbuka (Hidrofob) sehingga mudah mengikat senyawa polutan yang ada di perairan.

Pesisir utara Jawa timur diketahui menjadi muara dari polutan logam berat, pestisida, detergen, nitrat, nitrit, phospat yang berasal dari Sungai Brantas dan Bengawan Solo.

Selain itu juga di perairan muara DKI Jakarta diketahui menjadi pencemaran logam berat dan senyawa parasetamol.

Baca juga: Truk Colt Diesel Tabrak Lari, Pria Asal Blang Krueng, Aceh Besar Meninggal di Simpang 7 Ulee Kareng

Seperti diberitakan sebelumnya, hasil sebuah penelitian dari Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) dan Perkumpulan Telapak Teritori Aceh pada Sabtu dan Minggu (28-29/5/2022) mengungkapkan bahwa aliran air Krueng Aceh selama ini terkontaminasi mikroplastik.

Peneliti Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (ecoton), Eka Chlara Budiarti kepada Serambinews.com, Selasa (31/5/2022) ini menjelaskan, meski air Krueng Aceh tampak tidak terlalu keruh.

Namun dengan menggunakan mikroskop pembesaran 40-400 kali bisa ditemukan hingga 150 partikel mikroplastik dalam 100 liter air sungai.

Pengambilan sample uji kualitas air Krueng Aceh dilakukan pada empat lokasi mewakili segemen hulu di Lambeugak dan Keumireu, Aceh Besar.

Segmen tengah di Lambaro, Aceh Besar, dan segmen hilir di Beurawe, Banda Aceh.

Dalam pengambilan sampel tersebut, kontaminasi mikroplastik terbanyak di temukan di bawah Jembatan Beurawe yaitu 150 PM/100 L.

Baca juga: Produksi Air Bersih PDAM Tirta Daroy Turun 30 Persen , Dampak Muka Air Baku Krueng Aceh Berkurang

Disusul Jembatan Lambaro 90 PM/100 L yang mewakili segmen tengah Krueng Aceh.

Sedangkan untuk wilayah hulu di Aceh Besar kandungan mikroplastiknya lebih rendah dibandingkan segmen tengah dan segmen hilir.

Di hulu kandungan mikroplastik 36-60 PM/100 L.

"Dihulu kandungan mikroplastiknya lebih rendah dibanding hilir, kontaminasi terkecil ada di Lambeugak sebesar 36 PM/100 L.

Sedangkan wilayah hulu lainnya yaitu di Keumireu sebsar 60 PM/100L,” ujar Eka Chlara Budiarti.

Prigi Arisandi, Peneliti ESN menambahkan, temuan mikroplastik di Krueng Aceh banyaknya sampah plastik yang dibuang di badan air sungai, seperti tas kresek, sachet makanan, styrofoam, popok bayi dan packaging (bungkus) personal care, seperti sachet shampo, sabun, detergen cuci dan botol plastik minuman.

Baca juga: Kendalikan Banjir, Pemerintah Bongkar 193 Unit Kafe dan 156 Bangunan di Bantaran Krueng Aceh

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved