Mihrab
Tgk Safaini Ungkap Ada Lima Perubahan Positif Pasca Ramadhan, Apa Saja? Simak Penjelasannya
“Tanda adanya perubahan positif pasca Ramadhan bahwa seseorang itu senang berteman dengan ahli kebaikan,” ujar Tgk Safaini.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
Tgk Safaini Ungkap Ada Lima Perubahan Positif Pasca Ramadhan, Apa Saja? Simak Penjelasannya
SERAMBINEWS.COM - Ramadhan telah berlalu, banyak ibadah yang telah dilakukan umat Islam pada bulan yang mulia tersebut.
Sebagai bulan tarbiyah (pendidikan), Ramadhan telah mendidik kita menjadi hamba yang lebih baik.
Pimpinan Majlis Zikir Raudhatul Arifin, Tgk Safaini MA menyebut bahwa, barangsiapa yang tekun beribadah dalam bulan Ramadhan maka setelah Ramadhan akan ada pada dirinya lima perubahan positif.
Lantas, lima perubahan positif apa yang ada pada diri umat muslim pasca Ramadhan?
Pertama, kata dia, senang berteman dengan orang shaleh.
“Tanda adanya perubahan positif pasca Ramadhan bahwa seseorang itu senang berteman dengan ahli kebaikan,” ujar Tgk Safaini.
Baca juga: Dayah Babussalam Al-Hanafiyyah Kembali Adakan Pengajian Bagi Guru Setelah Libur Ramadhan
Baca juga: Tak Dapat Job Selama Ramadhan, Kini Nissa Sabyan Terpaksa Manggung di Gang Sempit
Tidak hanya itu, sambungnya, orang tersebut juga cinta dan simpati kepada ulama dan ahli ibadah, hatinya bisa merasakan kenyamanan dan ketenangan ketika duduk bersama mereka.
Kemudian suka duduk bergabung dalam majlis pengajian, majlis zikir, tenang hatinya ketika berada di masjid.
“Sebaliknya hatinya akan memberontak jika duduk dengan orang yang tidak dekat dengan Allah swt,” ungkapnya.
Kemudian yang kedua adalah timbul keyakinan dalam hatinya bahwa harta adalah ujian dan cobaan.
Menurut Tgk Safaini, sesungguhnya cobaan yang paling berat sebenarnya adalah harta.
Banyak orang dikala miskin dekat dengat Allah dan tidak sedikit pula di saat kaya dia jauh bahkan melawan Allah swt.
Baca juga: Meninggal di Hari Jumat Pertanda Baik & Husnul Khatimah, Benarkah? Ini Penjelasan Buya Yahya
“Banyak hamba Allah yang sanggup sabar ketika mendapatkan musibah, bahkan dengan musibah itu ia semakin dekat dengan Allah, tetapi sangat sedikit yang mampu istiqamah dalam agama ketika harta datang dan menggodanya,” tuturnya.
Ketiga adalah senang hatinya ketika beramal shaleh.
Menurut Tgk Safaini, yang juga pengurus Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD), perubahan selanjutnya adalah hatinya bahagia dan senang hatinya ketika mengerjakan ibadah.
“Ini dikarena orang tersebut meyakini akhirat itu lebih berharga dan lebih kekal. Sedangkan dunia ini bukanlah apa-apa bila dibanding dengan kehidupan akhirat,” katanya.
Kemudian perubahan keempat adalah menjadi teliti dan berhati-hati dalam mencari rezeki.
Tgk Safaini mengatakan, seseorang selalu menjaga perutnya dari makanan yang haram, tidak ingin mengambil hak orang lain.
Hal itu karena ia tau bahwa makanan akan mempengaruhi hubungannya dengan Allah, dan akan berat pertanggung jawabannya diakhirat kelak.
Baca juga: 5 Amalan Hari Jumat yang Sangat Dianjurkan dan Keutamannya, Sangat Rugi Jika Dilewatkan
Tgk Safaini mengutip Sa’ad bin Abi Waqqas ra, salah seorang sahabat rasul yang terkenal dengan doanya yang maqbul, ketika ada yang bertanya kepadanya:
Wahai Sa’ad bin Abi Waqqas: Apa yang membuat doamu mudah dikabulkan Allah? beliau menjawab:
Saya tidak memasukkan satu suapan ke dalam mulutku melainkan saya mengetahui, meneliti dari mana datangnya makanan itu.
Perubahan kelima adalah hatinya menjadi bersih dan selalu berprasangka baik pada orang lain.
“Berprasangka baik pada orang lain merupakan ciri orang yang bersih hatinya, dan tidaklah seseorang itu bersih hatinya kecuali dengan ibadah yang sungguh-sungguh,” kata Tgk Safaini.
Menurutnya, orang yang hatinya bersih selalu melihat orang lain dengan pandangan kesempurnaan dan merasa dirinya masih banyak kekurangan sehinga dia terus memperbaiki dirinya.
Hal itu sebagai mana terdapat dalam hadis riwayat Bazzar dengan sanad hasan,
“Rasul saw bersabda: ‘Beruntunglah orang orang yang sibuk memperbaiki kekurangan dirinya sehingga tidak sempat mengurusi kekurangan orang lain”. (ar)
