Kajian Islam
Mencintai Allah Sampai Menerima Segala Nikmat, Khutbah di Masjid HKL
Menerima segala bentuk nikmat, baik nikmat itu merupakan kesenangan maupun nikmat yang diberikan merupakan cobaan sehingga dirasa cukup pahit.
SERAMBINEWS.COM – Mencintai Allah SWT, sampai menerima segala bentuk nikmat, baik nikmat itu merupakan kesenangan maupun nikmat yang diberikan merupakan cobaan, sehingga dirasa cukup pahit.
Allah SWT begitu mencintai hamba-Nya, sampai nikmat yang diberikan tidak terhitung jumlahnya, namun apakah nikmat tersebut dipergunakan dengan bijak, maupun sesuai dengan keinginan Allah SWT?
Mengenai nikmat tersebut disampaikan oleh khatib Jumat di Masjid Haji Keuchik Leumiek (HKL) Banda Aceh yakni Tgk Bustamam Usman, SHi, MA.
Imam shalat Jumat adalah Tgk H Iqbal Hasan, Shi, (3/6/2022).
Baca juga: Komunitas Seniman Banda Aceh Lukis Mural Kisah Nabi di Dinding Taman Masjid Haji Keuchik Leumiek
Nikmat Untuk Bahan Perenungan
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ
1. Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.
2 Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).
3. Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah). (QS. Al-Kausar: 1-3)
Nikmat yang diberikan Allah SWT hendaklah dipergunakan untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT, yakni Sang Pemberi Nikmat pada hamba-Nya.
Allah SWT telah memberikan nikmat pada manusia begitu banyak, maka hendaklah mengerjakan perintah Allah SWT. Ayat Al-Kautsar tersebut merupakan gambaran bagaimana cara seorang hamba untuk bersyukur atas nikmat Allah, diantaranya dengan shalat dan berkurban.
Nikmat, Shalat dan Kurban adalah tiga kesatuan yang saling terhubung, seorang hamba yang telah diberikan nikmat oleh Allah SWT, maka hendaklah menunaikan shalat, karena kewajiban sekaligus sarana melunakkan hati, selanjutnya berkurban.
Kurban ini bisa dikategorikan sebagai bentuk pengorbanan, tidak sah seseorang mencintai tanpa adanya bukti dengan cara berkorban. Mencintai Allah, selain beribadah juga perlu membuktikan pengorbanan, caranya dengan berkurban.
Baca juga: Berpegang Teguh pada Alquran, Maka Allah SWT Akan Jauhkan Dari Dua Hal – Khutbah Jumat di Masjid HKL
Nikmat Senang dan Susah
Nikmat yang diberikan Allah SWT bukan hanya berupa nikmat kesenangan, ada pula nikmat yang mendatangkan perasaan sedih, namun apapun yang diberikan Allah, harus selalu disyukuri dan bersabar.
“Dalam hidup ini, kita selalu merasakan nikmat, seperti nikmat senang maupun susah, semuanya harus disyukuri dan harus bersabar,” ucap khatib.
“Namun, kebanyakan manusia hanya mengartikan nikmat hanya sebatas kesenangan, padahal kesengsaraan adalah cobaan yang juga harus dilewati,” tambah khatib.
Hal pahit bukan berarti tidak baik bagi manusia, bahkan kepahitan yang membuat manusia bisa menghargai begitu nikmatnya hidup manis.
“Pahit bukan berarti buruk bagi manusia, bahkan pahit bisa menjadi obat, manis misalnya apabila terlalu banyak dikonsumsi, malah akan mendatangkan penyakit bagi tubuh,” ucap khatib yang juga pengurus ISAD Aceh.
Apabila Allah mendatangkan nikmat baik itu kesenangan maupun kepahitan, itu adalah nikmat yang harus disyukuri, sengsara maupun bahagia merupakan bentuk dari kecintaan Allah kepada hamba-Nya.
Sebagai hamba yang mensyukuri nikmat yang diberikan, sudah sepatutnya untuk meninggalkan hal-hal yang tidak baik yang mendatangkan kemurkaan Allah SWT.
“Betapa banyak nikmat yang diberikan Allah SWT, apakah bisa kita mempergunakannya sebaik-baiknya, mata, telinga dan semua panca indera pada tubuh, apakah sudah dipergunakan pada tempat yang mendatangkan keridhaan Allah?,” tanya khatib.
Apabila nikmat yang diberikan Allah SWT disyukuri dan dipergunakan dengan baik pada jalan baik, maka Allah akan menambah nikmat-nikmat tersebut, namun apabila hamba tidak mempergunakannya dengan baik bahkan tidak bersyukur, maka azab Allah sungguh pedih.
Baca juga: Pertahankan Kebaikan Ramadhan pada Bulan Lain dan Jaga Dua Rongga, Khutbah Jumat di Masjid HKL
Nikmat Dipergunakan Untuk Apa?
Kelak, Allah SWT akan mempertanyakan segala nikmat yang diberikan dipergunakan untuk apa dan semua akan dimintai pertanggungjawaban.
“Allah akan mempertanyakan kemana dan untuk apa semua nikmat yang telah diberikan, pertama Allah akan mempertanyakan kemanakan umur yang diberikan dipergunakan, apakah untuk beribadah atau hanya memupuk dosa,” ungkap khatib.
“Ada umur yang pendek namun ibadah panjang, ada pula sebaliknya umur panjang tapi ibadah pendek, umur ini akan dipersoalkan pada hari kiamat, mulut akan dikunci, semua anggota badan akan bersaksi, memberikan keterangan kepada Allah semua perbuatan yang dilakukan di dunia,” tambah khatib.
Selanjutnya, Allah akan mempertanyakan kesehatan yang diberikan, apakah dipergunakan di jalan Allah atau hanya untuk mendatangkan kemurkaan Allah.
“Kesehatan dipergunakan untuk apa, kemana tubuh ketika masih diberikan sehat sebelum datang sakit, ingatlah setiap teguran maupun cobaan bukan berarti Allah mendzalimi hamba-Nya, tidak sah keimanan seorang hamba apabila belum diuji Allah SWT,” ulas khatib.
“Segala nikmat harus disyukuri, apabila hilang pun jangan bersedih hati, sesungguhnya semua datang dari Allah dan semua akan kembali kepada Allah,” tutup khatib dengan sapaan Walidy tersebut. (Serambinews.com/Syamsul Azman)
Baca juga: VIDEO POPULER BAHASA ACEH Angin Tumbangkan Tenda, UAS sampai Mobil Terbakar di SPBU Batoh