Berita Pidie
Petani Pidie Mengadu ke Dewan Akibat Pintu Irigasi Ditutup, Berdampak di Sembilan Kecamatan
Ribuan petani di Pidie tidak bisa menanam padi pada musim tanam gadu tahun 2022, menyusul suplai air dari irigasi Baro Raya distop total
SIGLI - Ribuan petani di Pidie tidak bisa menanam padi pada musim tanam gadu tahun 2022, menyusul suplai air dari irigasi Baro Raya distop total.
Suplai air dihentikan karena adanya proyek rehabilitasi irigasi sehingga ditutupnya pintu irigasi Baro Raya.
Untuk diketahui, pintu irigasi ditutup karena adanya pekerjaan proyek lanjutan rehabilitasi jaringan irigasi Baro Raya dilakukan Kementrian Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) melalui pelaksanaan jaringan pemamfaatan Air Sumatera I Aceh.
Proyek rehabilitasi jaringan irigasi Baro Raya itu dikerjakan CV Faiz Dua dengan nilai kontrak sekitar Rp 7,9 miliar.
Anggota DPRK Pidie, Tgk Muhammad Nur SHi kepada Serambi, Jumat (3/6/2022), mengatakan, para petani sudah melaporkan kepada dewan terhadap krisis air akibat distopnya suplai air dari irigasi Baro Raya.
Penutupan pintu irigasi karena adanya pekerjaan proyek.
Ia menyebutkan, berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpang) Pidie mencatat bahwa sekitar 12.000 hektare areal pertanian, berdampak akibat proyek rehabilitasi jaringan irigasi Baro Raya.
Areal pertanian itu tersebar di Kecamatan Keumala, Kembang Tanjong, Simpang Tiga, Mutiara, Indrajaya, Peukan Baro, Mila dan Sakti.
"Kita minta pihak penanggungjawab proyek supaya mempercepat penanganan pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi yang sedang dikerjakan.
Baca juga: Badan Jalan Hingga Irigasi di Titeu, Pidie Jebol, Akses Warga di Tujuh Gampong Terganggu
Baca juga: Aramco Jaringan Irigasi Pante Lhong Bireuen Rusak Mulai Diperbaiki
Jika memang bisa dipercepat, jangan diperlambat lagi," ungkap politikus PNA Pidie.
Menurutnya, penanaman padi di musim gadu ini bisa terancam gagal panen jika pasokan air terganggu.
Apalagi, jika hujan tidak turun saat tanaman padi membutuhkan air.
Saat ini, sebagian lahan pertanian di Pidie yang tanahnya mulai retak-retak seiring tidak adanya air.
" Saya sudah memantau tanaman padi di Kecamatan Glumpang Baro dan Kembang Tanjong, ternyata mulai tidak adanya air.
Mungkin di kecamatan lain juga bernasib sama.
Kita kasihan melihat petani yang telah mengeluarkan modal untuk menggarap areal pertanian," jelasnya.
Ia menambahkan, Distanpang Pidie seharusnya menyiasati sumber air sehingga ketersediaan air untuk petani akan mencukupi.
Sebab, irigasi Baro Raya memiliki sejumlah cabang untuk menyuplai air ke areal pertanian.
Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultural Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpang) Pidie, Iskandariah kepada Serambi, Jumat (3/6/2022), mengungkapkan, sekitar 12.104 hektare areal pertanian di sembilan kecamatan kesulitan air akibat pekerjaan proyek rehabilitasi jaringan irigasi Baro Raya.
Ia menyebutkan, terkait pekerjaan proyek itu, balai sudah mengirimkan surat pemberitahuan pekerjaan proyek ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pidie.
Proyek itu ditargetkan selama tiga bulan, yang kini dalam pekerjaan.
" Dinas PUPR Pidie yang kemudian menyerahkan surat kepada Distanpang Pidie.
Surat itu kami koordinasi dengan petugas Balai Pengawasan Pertanian (BPP) Pidie," ujarnya.
Menurutnya, hasil pemantauannya memang adanya petani mulai menggarap sawahnya.
Seperti petani di Kecamatan Mutiara.
Namun, dirinya belum memantau kecamatan lain yang berdampak kekurangan air.
" Kalau menunda untuk tidak bercocok tanam tidak boleh.
Kita hanya memberitahukan bahwa ada kegiatan pekerjaan rehabilitasi irigasi," ujarnya. (naz)
Baca juga: Warga Sembilan Gampong di Idi Timur Minta Perbaikan Irigasi dan Bangun Sumur Bor
Baca juga: Perbaikan Saluran Irigasi Krueng Aceh yang Jebol di Seulimuem Hampir Rampung, Begini Progresnya