Berita Banda Aceh
Rp 154 Miliar APBA Ludes Untuk KIA Ladong, Pansus LKPJ: Hanya Ada Air Tebu dan Air Kelapa
LKPJ Gubernur Aceh tahun anggaran 2021 mengungkapkan fakta mengejutkan mengenai pengembangan Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong di Aceh Besar
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Aceh tahun anggaran 2021 mengungkapkan fakta mengejutkan mengenai pengembangan Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong di Aceh Besar.
Ternyata sejak awal pengembangan tahun 2009 hingga 2022, belum ada apapun unit usaha yang berdiri di kawasan yang sebelumnya diciptakan untuk merangsang investor datang ke Aceh.
Hal itu disampaikan Ketua Pansus, Iskandar Usman Al-Farlaky saat menyampaikan rekomendasi pansus atas pelaksanaan APBA 2021 dalam rapat paripurna di Gedung Utama DPRA, Jumat (3/6/2022).
Rapat tersebut dipimpin oleh Ketua DPRA Saiful Bahri alias Pon Yaya didampingi Wakil Ketua DPRA, Safaruddin.
Ini rapat paripurna perdana yang dipimpin Pon Yaya usai dilantik menggantikan Dahlan Jamaluddin.
Dari Pemerintah Aceh dihadiri Sekda Aceh, Taqwallah yang mewakili Gubernur Aceh, Nova Iriansyah yang berhalangan hadir dalam rapat dimaksud.
Baca juga: DPRA Minta Eksekutif Kaji Ulang Skema KIA Ladong
Dalam laporannya, Iskandar menyampaikan sejak 2009-2022 sudah 154 miliar anggaran yang bersumber dari APBA dikucurkan untuk program pengembangan KIA Ladong, tidak jauh dari Pelabuhan Malahayati, Aceh Besar.
Iskandar merincikan, berdasarkan sumber Tim Percepatan Pemanfaatan Kawasan Industri Aceh (TP2KIA), terhitung sejak tahun 2009-2018 sudah Rp 112 miliar APBA terserap untuk program KIA Ladong.
Selanjutnya, dari tahun 2019-2022 ada penambahan APBA mencapai Rp 42 miliar lebih. Artinya, selama 14 tahun sudah Rp 154 miliar uang Aceh mengalir ke kawasan tersebut.
"Sementara KIA Ladong belum beroperasi hingga saat ini. Hal ini bertolak belakang dengan konsep awal untuk menjadikan KIA Ladong sebagai kawasan yang menarik perhatian investor," ungkap dia.
Baca juga: DPRA Resmi Usul Berhentikan Nova Iriansyah dari Gubernur Aceh, PPP Kecewa Nova tak Hadir
Padahal, sambung Iskandar, dengan beroperasinya KIA Ladong secara otomatis membuka peluang kerja di Aceh. Namun sayanganya hal itu belum fungsional.
"Berdasarkan kunjungan pansus ke lokasi KIA Ladong ternyata yang ada hanya 'air tebu dan air kelapa' sampai saat rekomendasi ini dibacakan," terang politisi muda Partai Aceh ini.
Sehingga kondisi tersebut tidak berdampak pada pengurangan angka pengangguran terbuka dan kemiskinan di Aceh Besar.
Untuk saat ini angka pengangguran di Aceh Besar sebesar 7,62 persen dan angka kemiskinan sebesar 14.05 persen.
Sedangkan angka kemiskinan Aceh secara keseluruhan mencapai 15,53 persen.(*)
Baca juga: Usai Tarik Peralatan dari KIA Ladong, Alat Kerja PT Trans Continent Dipinjam Pelindo Malahayati
Baca juga: 50 Unit Bus Premium Gratis Untuk Penonton Formula E, Layani Masyarakat Mulai Pukul 06.00-23.00 WIB
Baca juga: Jenazah Sopir Truk CPO yang Jatuh ke Jurang Gunung Paro Berhasil Dievakuasi
