Viral Medsos
Bocah Piatu Dibully dan Diusir dari Sekolah karena Tak Punya HP, Kini Bahagia usai Banjir Bantuan
Kisah pilu dialami seorang siswa SD piatu di Samarinda. Ia sempat dibully dan diusir dari sekolah karena tak punya HP untuk belajar online.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Agus Ramadhan
"Karena anak itu baru turun (ikut ujian), jadi diteriaki teman-temannya," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Samarida Asli Nuryadin menceritakan kronologi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/6/2022).
"Tapi ada guru yang emosional minta anak itu pulang panggil orangtua/wali," tambahnya.
Karena diminta pulang, Musdalifah keluar kelas dan tak ikut ujian. Saat keluar kelas, ia di-bully oleh murid lain dengan teriakan.
Murid itu berjalan menuju pinggir jalan depan sekolah, lalu menangis sambil memeluk tasnya.
Baca juga: Nasib Pilu Siswi SD Diusir Guru dari Sekolah, Ibu Meninggal Ayah Dipenjara, Wali Kota Turun Tangan
2. Tak punya ponsel dan seragam sesak
Musdalifah dan adiknya Merlin (9) merupakan anak piatu.
Keduanya ditinggal ibunya sejak tiga tahun lalu.
Sementara ayahnya dipenjara karena terjerat kasus pidana.
Akhirnya, dia dan adiknya tinggal bersama tantenya Siti Manuwatah (37).
Mereka tinggal di sebuah rumah kayu sederhana di Jalan Pangeran Bendahara Gang Pertenunan RT 02 Kelurahan Tenun, Kecamatan Samarinda Seberang.
Siti punya empat anak.
Ditambah dua Musdalifah dan adiknya, sehingga dia merawat enam anak di rumah tersebut bersama suaminya.
Pekerjaan suaminya hanya serabutan.
Saat belajar online, Musdalifah awalnya menggunakan sebuah ponsel bekas. Karena sering error, dia selalu ketinggalan pelajaran.
"Dia punya HP. Tapi sering error. Mati hidup mati hidup saat belajar online sampai rusak, enggak bisa pakai lagi," kata Siti.