Konflik Rusia vs Ukraina

Tiga Tentara Bayaran dari Inggris dan Maroko Bakal Hadapi Hukuman Mati, Tak Dapat Pengampunan

Sebelumnya, sebelum kasus mereka disidangkan di pengadilan, dia menceritakan bagaimana mereka bersalah atas kejahatan 'mengerikan'.

Editor: Faisal Zamzami
CNN
Pengadilan pro-Rusia memvonis hukuman mati terhadap tiga pejuang asing setelah dituduh menjadi tentara bayaran untuk Ukraina. 

SERAMBINEWS.COM -- Satu-satunya orang yang dapat mengampuni dua pejuang Inggris yang menghadapi hukuman mati mengatakan dia tidak melihat alasan untuk memberikan pengampunan atau grasi.

Pemimpin Republik Rakyat Donetsk (DPR) yang didukung Vladimir Putin kemungkinan akan mendengar permohonan pengampunan dari Aiden Aslin, 28, dan Shaun Pinner, 48, bersama dengan Sadun Brahim, 21, dari Maroko.

Tapi Denis Pushilin telah mendahului proses hukum di negara boneka Rusia untuk menyarankan dia tidak akan memberikan grasi.

Pemimpin separatis pro-Rusia menolak untuk mengampuni pasangan yang dijatuhi hukuman mati karena berjuang untuk Ukraina dengan mengklaim itu adalah 'hukuman yang adil' dan tidak ada alasan untuk membatalkan keputusan pengadilan

Sebelumnya, sebelum kasus mereka disidangkan di pengadilan, dia menceritakan bagaimana mereka bersalah atas kejahatan 'mengerikan'.

Sidang mereka minggu lalu secara luas dilihat di Barat sebagai persidangan palsu dan pertunjukan.

Dalam rekaman yang ditampilkan di saluran Zvezda, yang dikendalikan oleh kementerian pertahanan Vladimir Putin, Pushilin mengatakan: 'Mengenai kemungkinan pertukaran, pengampunan dan hal-hal lain, pada saat ini saya memiliki hak untuk mengampuni orang-orang ini sesuai dengan undang-undang kami.

'Tapi saya tidak melihat prasyarat bagi saya untuk bergerak ke arah ini.'

Dia berkata: 'Dengan tentara bayaran, dua Inggris, satu Maroko - ada sidang pengadilan, sidang pengadilan langsung, mereka diberi pengacara ....

'Kejahatan mereka dapat diklasifikasikan sebagai kejahatan berat dan terutama kejahatan berat.

'Cukup mudah untuk memprediksi ... bahwa mereka harus dijatuhi hukuman mati.

'Pendapat pribadi saya adalah bahwa ini hanya hukuman bagi orang-orang yang datang untuk membunuh warga sipil demi uang dari negara lain.'

Ketiganya mengajukan banding hukum dan ini akan didengar sebelum permohonan grasi kepada Pushilin.

 

Tapi pernyataannya tampaknya merebut seluruh proses, membuat ejekan keadilan bagi warga Inggris dan Maroko.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved